Memasuki Usia ke-118, Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan Luncurkan 4 Maskot

Elde Joyosemito
Bertepatan dengan ulang tahun yang ke-118 pada 26 April, Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan meluncurkan empat maskot sekolah Puhua. (Foto: iNewsPurwokerto)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Bertepatan dengan ulang tahun yang ke-118 pada 26 April, Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan meluncurkan empat maskot sekolah Puhua pada Jumat (26/4/2024). 

Ide dari maskot tersebut diambil dari karakter mitologi Tiongkok terkenal yakni Qilin. Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan atau dikenal dengan sebutan Puhua School berkonsep sekolah multikultur yang mendorong filosofi pendidikan tanpa perbedaan (youjiao wulei).

"Maskotnya pun lahir mewakili fakta keberagaman sebagai sebuah keniscayaan di dunia. Maskot Puhua lahir mengusung motto sekolah dan diberi nama Qin Qin (si Rajin), Cheng Cheng (si Tulus), Pu Pu (si Bersahaja), dan Yi Yi (si Gigih). Bentuknya lucu, berwarna warni dan menyerupai karakter kartun yang menggemaskan,"jelas Sekretaris Yayasan Putera Harapan Kartika Widjaja usai peluncuran maskot yang dihadiri Pj Bupati Banyumas Bapak Hanung Cahyo Saputro, Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Jebul Suroso dan undangan lainnya.

Menurutnya, keempat maskot  mewakili keberagaman latar belakang budaya. Dari wilayah timur ada Qin Qin yang memakai baju Cheongsam khas Tiongkok, ada Cheng Cheng berkostum surjan lurik yang mewakili suku Jawa, lalu ada Yiyi dari Amerika yang memakai baju koboi, juga Pupu si Bersahaja yang mengenakan kostum olahraga Puhua.

Keempat maskot ini memiliki nama Mandarin yang mengandung arti sesuai empat motto sekolah yang selama ini sudah menjadi haluan besar pembentukan karakter siswa-siswi Puhua sejak awal sekolah didirikan. 

Yakni diligent alias rajin, sincere yang berarti tulus, serta humble dan preseverance yang berarti tulus sekaligus bersahaja. Keempat sikap ini diterjemahkan pula dalam bahasa mandarin dan menjadi nama setiap tokoh maskot yang khas. Maskot Puhua itu diberi nama Qin Qin (si Rajin), Cheng Cheng (si Tulus), Pu Pu (si Bersahaja), dan Yi Yi (si Gigih).

Menurut Direktur Sekolah Puhua Chen Tao, maskotPuhua dirancang detail dan cermat serta lahir dalam kurun waktu yang tak singkat. “Selama kurang lebih 2 tahun kami mempersiapkan detail maskot untuk mendapatkan karakter yang bisa diidentifikasi anak-anak sebagai bagian dari tradisi sekolah yang membentuk semangat untuk dapat diwariskan dari generasi ke generasi,” katanya. 

Karena, lanjut Chen Tao, maskot ini berfungsi sebagai media komunikasi efektif yang mampu mengaktivasi motto sekolah Puhua lebih dekat dengan anak-anak karena membawa tradisi baik yang mendorong lingkungan belajar lebih suportif dan positif bagi siswa, juga tim pendidik dan staf di sekolah.

Keempat maskot Puhua ini akan berfungsi membantu meningkatkan visibilitas dan membudayakan nilai-nilai positif terutama di dalam proses pendidikan karakter yang menjadi kunci pembangunan kualitas mental generasi muda khususnya putra-putri daerah di Banyumas ini.

"Empat maskot ini idenya diambil dari karakter mitologi Tiongkok bernama Qilin, yang digambarkan sebagai lambang keberuntungan, kemakmuran, serta kebajikan. Bentuk asli Qilin berkepala naga, berbadan singa, dan memiliki ekor sapi yang khas dan dikenal sejak ribuan tahun lamanya sebagai simbol kekuatan, semangat, dan transformasi. Di sini, semangat Qilin mewakili tekad siswa untuk terus belajar dan berkembang,"jelasnya. 

Maskot Puhua diluncurkan dengan ditandai pelepasan balon gas sejumlah 118 buah yang membawa 4 karakter maskot oleh Pj Bupati, Rektor UMP, pengurus yayasan dan pengelola Sekolah Putera Harapan.

Pj Bupati Hanung mengapresiasi Sekolah Tiga Bahasa Putera Harapan yang ternyata benar-benar melayani semuanya. Sekolah tersebut telah menanamkan persatuan dan kesatuan, karena para siswa terdiri dari beragam etnis dan agaman. "Saya sangat mengapresiasi adanya kebhinnekaan di sekolah ini. Meski para siswa memiliki latar belakang agama dan etnis berbeda, tetapi mereka tetap menyatu,"tandasnya.

Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan telah menjadi sekolah multikultur dalam menjaga semangat toleransi dalam keberagaman tumbuh subur dalam lingkungan sekolah. Peresmian maskot ini dilakukan tepat pada usia sekolah di bulan April 2024 memasuki tahun ke-118.

Mengusung semangat “Puhua 118 Tahun Tumbuh dalam Kesatuan Bangsa dan Konstruksi Multikultural Indonesia” peluncuran maskot diiringi dengan ketegasan Puhua School menempatkan seni, budaya, dan olahraga menjadi bagian dari pembangunan karakter dan
mental dalam dunia pendidikan yang mendorong toleransi dalam keberagaman demi terciptanya persatuan dan kedamaian hidup berbangsa sebagai dasar kemajuan bagi NKRI tercinta.

Hasilnya adalah deretan penampilan kolaborasi dua budaya Tionghoa dan Banyumas tampil spektakuler. Mulai dari pembukaan barongsai bersama lengger dan calung berkolaborasi dalam satu panggung. Lalu alunan musik Bengawan Solo karya Gesang mengalun indah melalui dua alat musik petik khas Tiongkok bernama Zhong Ruan dan Liu Qin dan dimainkan salah satu siswa yang juga memperoleh juara internasional ketika menampilkan kesenian yang sama di sebuah kompetisi dunia Huayin Feiyang 2023 lalu.

Peresmian maskot juga dibarengi dengan penampilan kolaborasi 20 barongsai yang terdiri dari Klub Barongsai Puhua, Singa Timur, Unsoed, Putra Mandiri Purbalingga dan Kesenian Lengger dari Rumah Lengger Banyumas. Dua puluh barongsai akan mengadakan atraksi membentuk angka 118 dengan satu liong yang akan dipertunjukkan atraksinya oleh 10 siswa Puhua.

Di dalam acara ini pula dilakukan penandatanganan MoU kerjasama Sekolah Puhua dengan Hebei University Tiongkok, Minjiang University Tiongkok, dan Bina Nusantara University. MoU langsung ditandatangani oleh Han Huiling Rektor Baoding University Tiongkok, juga Chen Qiang selaku Wakil Rektor Minjiang University dan Bambang Widjanarko selaku Direktur Bina Nusantara Semarang. Hadir pula Profesor Guo Fuliang, Dekan Fakultas College of International Exchange and Education Hebei University Tiongkok yang dikukuhkan sebagai konsultan akademik Sekolah Puhua dan sekolah sekolah anggota PERSTIBI.

PERSTIBI atau Perkumpulan Sekolah 3 Bahasa se-Indonesia turut hadir dari 22 sekolah dari 80 sekolah anggota PERSTIBI baik dari Jakarta, Tangerang, Jember, Magelang, Tegal, Solo, Yogyakarta, Semarang, Madiun, Lumajang, Banjarmasin, Medan dan Bali hadir di acara ini.

Ketua PERSTIBI Yudi Sutanto sekaligus sebagai Ketua Yayasan Putera Harapan Banyumas (Puhua School) sehari sebelumnya menyelenggarakan pelatihan bagi sekolah-sekolah 3 bahasa se Indonesia bertema Maritime Silk Road Chinese Teacher Training Course tanggal 25-26 April 2024 di Sekolah Puhua. Pelatihan ini mencakup target peningkatan mutu guru Pendidik Mandarin di sekolah-sekolah 3 bahasa di Indonesia.

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network