Belajar Keselamatan Diri, Anak-anak KBTK Puhua Ikut Simulasi Kebakaran

Elde Joyosemito
Anak-anak dari KBTK Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan (Puhua School) Purwokerto diberi edukasi dasar keselamatan. Mereka diajak untuk mengikuti simulasi kebakaran. (Foto: Istimewa)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Anak-anak dari KBTK Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan (Puhua School) Purwokerto diberi edukasi dasar keselamatan. Mereka diajak untuk mengikuti simulasi kebakaran. 

Guru yang hanya diam saja dan tidak mencari jalan keluar ketika ada api lama-lama apinya semakin mendekat. Simulasi itu juga memperlihatkan guru yang panik terburu-buru sehingga menabrak api. Guru yang panik dan akhirnya bertabrakan di pintu keluar.

Simulasi ini mengajarkan pada anak untuk dapat membedakan sebuah tindakan dan dampaknya. Ada juga simulasi yang harus mereka ikuti supaya lebih tenang dalam menghadapi situasi darurat kebakaran. Anak-anak diminta untuk fokus mencari jalan keluar serta menghindari sumber api serta berjalan membungkuk menutup hidung.

Inilah contoh yang dilakukan guru kemudian ditiru anak-anak dalam simulasi yang didesain senyatanya. Misalnya dengan munculnya asap, deretan api yang digantung di sepanjang jalur evakuasi, hingga sirine dan sebagainya. 

“Setiap panca indera anak dipantik untuk menstimulasi dan merasakan bahaya serta mampu meregulasi rasa panik, kaget, hingga takut untuk diatasi dengan tetap fokus mencari jalur keluar,”jelas Kepala Sekolah Kepala Sekolah KBTK Puhua Lyu Xiao Qian.

Menurutnya, di Inggris, Tiongkok, dan beberapa negara lain pelatihan keselamatan termasuk pemadam kebakaran dimulai sejak usia dini pada satuan pendidikan. 

Begitu pula pendidikan usia dini (Early Years) di Puhua yang memasukkan elemen keselamatan, evakuasi, dan pemahaman dasar tentang kebakaran sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka yang dirancang sesuai dengan perkembangan anak dan memberikan fondasi kuat untuk pemahaman keselamatan sepanjang hidup mereka. “Ini adalah bagian dari pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan anak agar dapat menjaga keselamatan mereka sendiri dari berbagai situasi, termasuk kebakaran,”jelasnya.

Di Puhua kegiatan ini diselenggarakan untuk siswa early years pada jenjang usia 2-6 tahun. Metode bagi anak usia dini dalam proses transformasi dan komunikasi sampai ke pemahaman menggunakan pendekatan bermain dalam simulasi interaktif. 

Menurutnya, aspek pendidikan keselamatan kebakaran ini juga diintegrasikan ke dalam permainan yang bersentuhan pula dengan sains karena anak diajak mengenal sifat-sifat api dan bahan yang mudah terbakar misalnya kertas, kardus, tisue, daun kering, dan kayu. 

Pendekatan ini memastikan bahwa pemahaman tentang keselamatan kebakaran tidak hanya terbatas pada situasi darurat, tetapi juga merupakan bagian yang integral dari pengetahuan sehari-hari anak.     

Editor : EldeJoyosemito

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network