Laskar Rempah diharapkan akan menambah wawasan untuk mengaktualisasi diri saat kegiatan berlangsung maupun pasca kegiatan.
“Pelayaran akan menyusuri 7 titik Jalur Rempah, yaitu Jakarta, Belitung Timur, Dumai, Sabang, Melaka di Malaysia, Tanjung Uban, Lampung, dan berakhir di Jakarta. Seluruh peserta yang berjumlah 150 orang akan terbagi ke dalam 3 batch pelayaran dengan tiga titik pergantian peserta, yaitu Jakarta, Dumai, dan Tanjung Uban. Masing-masing batch terdiri 50 orang yang terdiri dari peserta seleksi terbuka dan undangan,” ucapnya.
Lebih dari itu, Irini menegaskan, melalui pelayaran ini, Indonesia berkomitmen menjaga dan mengembangkan warisan budaya dengan melibatkan generasi muda sebagai agen perubahan melalui berbagai aktivitas.
“Peran generasi muda dalam pengembangan warisan budaya ini meliputi kegiatan seperti festival berbasis rempah dan budaya bahari, seminar, lokakarya, ritual, residensi, dan sebagainya,” pungkas Irini.
Kegiatan MBJR sendiri telah dilaksanakan Kemendikbudristek sejak tahun 2020 sebagai bagian dari Program Prioritas Nasional, dan Jalur Rempah mulai tahun 2017. Pada tahun 2022, kegiatan ini berlayar melintasi titik Jalur Rempah di Surabaya, Makassar, Baubau dan Buton, Ternate dan Tidore, Banda Naira, Kupang, dan kembali ke Surabaya. Sedangkan pada tahun 2023, pelayaran menyusuri titik Jalur Rempah di Surabaya dan Kepulauan Selayar.
MBJR hadir sebagai platform yang tidak hanya mengembangkan ketahanan budaya, tetapi juga memperkuat diplomasi budaya, baik dalam negeri maupun tingkat internasional. Rempah-rempah merupakan bukti sejarah yang menjadikan Indonesia sebagai poros perdagangan dunia melalui jalur maritim. Pelayaran ini diharapkan dapat mengembalikan Indonesia ke pusat perhatian global, serta mempromosikan kekayaan sektor budaya sebagai daya tarik utama.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait