PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id-Pilkada Purbalingga mulai menghangat, di antaranya karena tampilnya seorang paman dan keponakan yang potensial akan menjadi rival. Paman tersebut adalah mantan Direktur Pertamina dan KAI R Ruli Adi dan keponakannya yang merupakan petahana Dyah Hayuning Pratiwi.
Lalu bagaimana menurut pengamat politik? Pakar politik yang juga Ketua Jurusan Politik Fisip Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Indaru Setyo Nurprojo menekankan bahwa masyarakat perlu menilik kapasitas dan kapabilitas. "Jadi kapasitas dan kapabilitas jadi pegangan masyarakat,"tegasnya pada Selasa (28/5/2024).
Menurutnya, siapapun boleh maju dalam pilkada. Termasuk di Kabupaten Purbalingga, yang terbuka peluang adanya persaingan antara keponakan dan paman dalam Pilkada 2024 ini.
"Dalam pelaksanaan Pilkada, siapa pun sebagai warga negara Indonesia berhak maju sebagai bakal calon bupati atau wakil bupati,"tegas doktor ilmu politik tersebut.
Sementara ini dua nama bakal calon bupati yang cukup mencuat di percaturan politik Purbalingga adalah R Ruli Adi dan Dyah Hayuning Pratiwi atau Tiwi.
R Ruli Adi sudah mengembalikan formulir ke PKB Purbalingga dan akan mendaftar ke partai lainnya untuk maju sebagai bakal calon bupati. Kemudian Tiwi sudah mengembalikan formulir ke PDIP.
"Jadi akan sangat mungkin adanya persaingan antara keponakan dan paman, kakak dan adik atau pun sahabat. Jadi semua sah-sah saja,"katanya
Tetapi, Indaru mengingatkan agar masyarakat menilai kapasitas dan kapabilitas calon yang muncul. "Masyarakat bisa menilai program atau visi dan misi apa yang ditawarkan oleh calon yang muncul," ujarnya.
Indaru juga menjelaskan masyarakat melihat rekam jejak atau track record antara paman dan keponakan tersebut.
"Masyarakat dapat menilai, misalnya bagaimana keponakan dalam memimpin Kabupaten Purbalingga, apa saja prestasinya dan bagaimana kinerjanya. Di sisi lain masyarakat juga bisa melihat track record paman saat memimpin dan bekerja di tempat sebelumnya. Apa saja prestasi yang diraihnya. Serta bagaimana kinerjanya,"jelasnya.
Lalu bagaimana silsilah antara paman dan keponakan tersebut? Tiwi merupakan keponakan dari R Ruli Adi. Tiwi merupakan anak dari Triyono Budi Sasongko, dua kali menjabat bupati, menantu RM Subagio Wiryo Saputra.
Sedangkan, R Ruli Adi merupakan anak laki-laki pertama dari RM Subagio Wiryo Saputra yang sekaligus merupakan buyut langsung laki laki tertua dari Dipokusumo V atau dikenal dengan sebutan Kanjeng Candiwulan Bupati Purbalingga ke 7. Masyarakat kerap menyebut R Ruli Adi sebagai Putra Mahkota trah Dipokusumo.
Tiwi merintis karir menjadi karyawan di salah satu BUMN, yakni PT Pegadaian (Persero). Dia lahir dan besar di Jakarta.
Setelah itu, menjadi wakil Bupati Purbalingga mendampingi Tasdi. Lalu naik menjadi bupati, setelah kasus Tasdi.
Selanjutnya, pada Pilkada 2020 lalu dia terpilih menjadi Bupati Purbalingga bersama dengan H Sudono, yang menjadi wakil bupati.
Sementara itu, karir R Ruli Adi banyak dihabiskan di pusat, tepatnya di sejumlah BUMN. Ia pernah menjabat sebagai Direktur Utama Kawasan Industri Medan, Direktur Utama PT BGR (Persero), Direktur SDM dan Umum PT KAI, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PT Kilang Pertamina Internasional, serta berbagai jabatan strategis lainnya.
R Ruli Adi lahir, besar, dan menyelesaikan pendidikannya di Kabupaten Purbalingga. Ia meraih gelar sarjana hukum dari Unsoed Purwokerto.
Ruli Adi mengungkapkan bahwa secara Nasab, ia adalah keturunan langsung dari Dipokusumo V, Bupati Purbalingga ketujuh. "Saya adalah buyut laki-laki tertua dari Dipokusumo V," ujarnya.
Mengenai kemungkinan terjadinya persaingan antara keponakan dan paman dalam Pilkada Purbalingga 2024, setelah dirinya maju sebagai bakal calon bupati Purbalingga melalui PKB dan partai besar lainnya, R Ruli Adi menilai bahwa hal itu adalah sesuatu yang biasa dalam politik.
Perbedaan pilihan hidup, terutama dalam politik, sangatlah wajar. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat Kabupaten Purbalingga untuk memilih jika ia direkomendasikan maju dalam Pilkada.
"Mau memilih keponakan ya silakan, memilih paman ya monggo, itu hak masyarakat. Mau memilih bupati perempuan ya monggo atau memilih bupati laki-laki ya silakan, itu hak masing-masing," ungkapnya.
R Ruli Adi ingin menunjukkan politik yang beretika, santun, riang gembira, dan bersahabat kepada masyarakat Purbalingga. Meskipun nantinya bersaing menjadi orang nomor satu di Purbalingga, ia menegaskan bahwa tidak ada masalah antara dirinya dan keponakannya, tetap saudara.
Ia juga mengaku memiliki hubungan yang baik dengan keponakannya, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi. Rumah mereka bahkan berdekatan.
"Keinginan saya maju sebagai calon bupati berawal dari panggilan hati dan niat baik. Saya ingin menjadikan Purbalingga yang sudah baik menjadi lebih baik lagi," ujarnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait