PURWOKERTO, iNews.id- Penampilan salah satu warga binaan pemasyarakatan atau narapidana (napi) yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Purwokerto itu tampak gagah. Bahkan, di lengan tangan kirinya, ada tato yang dibuat. Tetapi, ternyata ia takut dengan jarum suntik. Sehingga rasa gelisah dan gemetar muncul pada saat ia mengikuti vaksinasi yang digelar Lapas Purwokerto pada Senin (3/8/2021).
Salah satunya adalah Warso. Sejak skrinning, dia sudah terlihat gemetar dan gelisah, karena harus menghadapi jarum suntik. Para petugas medis kemudian merayu agar dia mengikuti vaksinasi. Maka ketika dipanggil, napi tersebut menutup mukanya dengan topi, supaya tidak melihat jarum suntik.
Tangan kanannya dipegang oleh petugas, sementara lengan tangan kirinya disiapkan untuk disuntik. Begitu disuntik, dia tidak bisa menahan air matanya. “Saya takut disuntik,”katanya.
Tak hanya itu, Misngad, juga menitikkan air mata ketika mengikuti skrinning di hadapan petugas medis. Misngad mengatakan takut dan tidak mau ikut serta dalam vaksinasi yang digelar di Lapas Purwokerto tersebut.
Kemudian dia diminta untuk tenang. Setelah beberapa saat duduk, Misngad tetap dipanggil. Dengan langkah yang gemetar, dia duduk di kursi yang telah disiapkan. Dia sama sekali tidak mau melihat jarum suntik yang disiapkan oleh petugas. Hanya sesaat saja jarum suntik vaksin mendarat di lengan kiri Misngad. Begitu, petugas menyatakan selesai, Misngad terlihat lega, walaupun rasa gemetar belum hilang.
“Saya nangis karena takut jarum. Sebelum divaksin, jarumnya saya suruh umpetin dulu. Sehingga saya benar-benar tidak melihat jarum yang disuntikkan. Ternyata, hanya sakit sedikit. Saya malah tidak terlalu merasakan jarum yang disuntikkan,”katanya.
Program vaksinasi yang berlangsung di Lapas Purwokerto tersebut diikuti oleh seluruh warga binaan pemasyarakatan. Totalnnya sebanyak 697 penghuni, tetapi ada satu napi yang tengah menjalani isolasi di Baturraden. “Total warga binaan pemasyarakatan Lapas Purwokerto yang kami daftarkan sebanyak 696 napi. Mereka semuanya harus mengikuti vaksinasi, karena warga binaan sangat rentan,”jelas Kalapas Kelas II Purwokerto Sugito.
Dijelaskan oleh Sugito, vaksinasi yang digelar merupakan kerja sama antara Lapas Purwokerto dengan Korem 071 Wijayakusuma, Rumah Sakit Tentara (RST) Wijayakusuma dan Dinas Kesehatan Banyumas. “Kami berterima kasih, karena ada vaksinasi untuk warga binaan yang memang rentan terhadap covid-19,”katanya.
Menurut Sugito ada prokes yang tidak dapat dilaksanakan adalah physical distancing atau jaga jarak. Sebab, kapasitas ruang dengan jumlah penghuni tidak seimbang. “Kapasitas ruangan di Lapas Purwokerto hanya untuk 488 orang, tetapi kenyataannya, saat sekarang harus digunakan untuk 696 warga binaan. Sehingga tidurnya umpel-umpelan,”ujar dia.
Oleh karena itu, Lapas Purwokerto juga telah menyiapkan blok khusus untuk isolasi jika ada napi yang terindikasi covid-19. “Lapas Purwokerto mempunyai blok khusus untuk dijadikan tempat isolasi. Kapasitasnya cukup besar bisa menampung 190 warga binaan, bentuknya bertingkat.”
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait