Sebagai sniper, Tatang dilengkapi dengan senapan Winchester M-70, peredam suara, dan 50 butir peluru kaliber 7,62 mm. Sesuai doktrin Green Berets, setiap sniper di medan perang dibekali 50 peluru: 49 untuk musuh dan satu untuk diri sendiri.
"Lebih baik seorang sniper mati bunuh diri daripada tertangkap musuh. Itulah misi tempur one way ticket," tutur Tatang dalam buku "Satu Peluru Satu Musuh Jatuh" karya A. Winardi.
Kehebatan Tatang diakui oleh Letnan Ginting, prajurit Kopassus yang pernah mengawalnya dalam pertempuran. Ia menyaksikan Tatang menembak kepala musuh dengan presisi dari jarak 300 hingga 600 meter.
Kagum dengan kemampuan Tatang, Ginting melaporkannya kepada Kolonel Edi Sudrajat, yang saat itu menjabat sebagai Dansatgassus. "Kamu benar-benar gila," kata Edi kepada Tatang penuh kekaguman.
Tatang Koswara wafat pada 3 Maret 2015 dan dimakamkan di Bandung, Jawa Barat. Kisah Tatang Koswara adalah bukti nyata kegigihan, ketepatan, dan dedikasi seorang prajurit dalam menjalankan tugasnya. Ia menjadi legenda dan inspirasi bagi para penerus bangsa, khususnya dalam menjaga kedaulatan negara.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait