Pada workshop penulisan cerpen yang digelar Rabu (17/7/2024), Joni Ariadinata, sastrawan yang dilabeli Presiden Cerpen Indonesia, menyampaikan tantangan proses kreatif penulis di tengah perkembangan artificial intelligence (AI).
Sebab, menurutnya, bukan tidak mungkin karya-karya peserta yang ia baca adalah karya yang disusun dengan bantuan AI. Namun, ia juga menyampaikan bagaimana AI dapat menjadi “teman” berproses kreatif bagi para penulis.
Terakhir, workshop penulisan puisi yang digelar Kamis (18/7/2024) menghadirkan Bayu Suta Wardianto, seorang penyair dan pengajar sastra. Dalam sesi materi yang dibawakannya, ia menjelaskan bedanya puisi dengan kata-kata puitis. Sebab, menurutnya puisi bukan sekadar kata-kata puitis yang dirangkai menjadi sebuah puisi. Puisi, seperti yang ia pelajari dari gurunya, cara pandang seseorang terhadap realita/ kenyataan atau suatu objek yang dituangkan dalam kata-kata yang memiliki nilai estetika. Ia juga membedah beberapa puisi karya peserta dan membandingkannya dengan beberapa lirik lagu yang tengah popular di tengah kalangan muda Indonesia seperti lagu Asmalibrasi.
Meski sesi workshop kepenulisan sastra dengan para narasumber telah usai, para peserta masih terus berproses kreatif dengan memperbaiki dan menyempurnakan karya-karyanya. Dalam sebulan mendatang karya-karya tersebut diharapkan dapat menjadi antologi karya yang dapat memperkaya khazanah sastra Indonesia.
“Meski baru lahir, YK Nura telah ‘berlari’ dengan kegiatan ini. YK Nura mencoba menghidupkan geliat sastra yang pernah mati suri di Sekolah Penulisan Sastra Peradaban (SKSP). Harapan kami, kegiatan ini dapat menjadi pemantik yang menghidupkan kembali proses kreatif para esais, penyair, dan cerpenis Banyumas hingga Asia Tenggara,” tutur Prof Abdul Wachid BS penyair peraih penghargaan sastra Asia Tenggara MASTERA sekaligus Dewan Pengawas di YK Nura.
Editor : EldeJoyosemito