PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto berhasil menciptakan inhaler aromaterapi minyak atsiri kecombrang dan ekstrak lidah mertua. Ini merupakan karya inovasi mahasiswa yang lolos seleksi pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2024 yang didanai oleh Kemendikbudristek.
Salah satu tim yang mendapatkan pendanaan melalui skema Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) adalah tim “Greatmood” yang diketuai oleh Belinda Septia Rini (Agroteknologi 2021). Tim ini sendiri beranggotakan Mustika Amalia (Biologi 2021), Rogokma Berutu (Agribisnis 2021), dan Fera Puspira Anggraeni (Farmasi 2022) serta Lurinda Beta Asyifa (Farmasi 2022) dengan dosen pendamping Ida Widiyawati, S.P., M.Si.
Belinda mengatakan jika tim yang dipimpinnya ini mengusung skema kewirausahaan berjudul “Inovasi Inhaler Aromaterapi Minyak Atsiri Kecombrang dan Ekstrak Lidah Mertua Fungsi Ganda sebagai Relaksan dan Adsorben Polutan”. Belinda menjelaskan jika Inhaler aromaterapi dirancang untuk bisa memberikan manfaat kesehatan yang bersifat ganda.
”Bahan inhaler aromaterapi berupa minyak atsiri kecombrang ini mengandung flavonoid yang berperan sebagai antioksidan untuk menetralisir radikal bebas. Kemudian ekstrak lidah mertua yang mengandung pregnane glikosida yang dapat mengubah polutan menjadi senyawa tidak berbahaya," kata Belinda dalam keterangannya, Jumat (19/7/2024).
Menurut dia, lidah mertua selain mengandung pregnane glikosida juga mengandung antioksidan seperti vitamin C dan E yang dapat melawan radikal bebas dan menyerap polutan dari udara.
"Kombinasi dari kedua bahan ini diharapkan mampu memberikan efek relaksasi yang menenangkan sekaligus mengurangi tingkat paparan polutan,” urainya.
Menurutnya, proses pengembangan produk ini sendiri melibatkan beberapa tahap, diantaranya mulai dari penelitian awal, uji coba bahan, hingga produksi massal. Melalui pendanaan yang telah diperoleh, timnyy berencana memproduksi dan memasarkan inhaler ini secara luas.
Ia berharap produk dapat diterima di pasar lokal dan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Keberhasilan timnya untuk mendapatkan pendanaan adalah langkah awal yang menjanjikan dalam perjalanan mereka sebagai wirausahawan muda.
"Ada beberapa aspek yang masih perlu kami sempurnakan, seperti pengembangan formula dengan aroma yang disukai masyarakat dan teknik pembuatan yang lebih sederhana," ujarnya.
Bersama dengan anggota tim lainnya, Belinda berharap inhaler tersebut nantinya bisa diterima di pasar lokal dan bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, sekaligus mendukung upaya kesehatan dan lingkungan yang lebih baik.
Ia menjelaskan, dari hasil hasil uji coba, inhaler aromaterapi yang dikembangkan dapat mengurangi kadar CO dari asap rokok. Pada uji coba tersebut, kadar CO sebelum ditambahkan serbuk lidah mertua (pretest) adalah 675 ppm. Setelah itu kadar CO turun menjadi 235 ppm setelah diberikan 1 gram serbuk lidah mertua (post test). Hal tersebut menunjukkan jika penggunaan lidah mertua dapat menurunkan kandungan CO sebesar 65,18 persen. Dengan demikian, penggunaan 1 gram serbuk lidah mertua efektif mengurangi kadar polutan CO dari rokok.
"Inovasi ini tidak hanya berkontribusi pada kesehatan individu tetapi juga menawarkan solusi potensial untuk mengurangi polusi udara," jelasnya.
Ia menjelaskan jika proyek ini bertujuan untuk mengembangkan produk inovatif dan bermanfaat, serta memberikan pengalaman praktis bagi para mahasiswa dalam bidang kewirausahaan. Melalui proyek ini, para mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam hal penelitian, manajemen tim, pemasaran, dan pengembangan produk.
"Semoga inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat," pungkasnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait