Sementara Gubernur Provinsi Quirino, Filipina, Dax Cua, dan Kongres Women Filipina, Midy Cua, juga menyampaikan pandangan serupa. Mereka menekankan bahwa sejak Presiden Marcos dilantik, kebijakan di Filipina menekankan pada konsep persatuan dan pembangunan bersama untuk rakyat. Mereka melihat banyak kesamaan antara Indonesia dan Filipina, terutama dalam permasalahan sampah.
“Permasalahan sampah ini tidak hanya dihadapi oleh Indonesia atau Filipina, tetapi juga merupakan masalah global. Apa yang saya lihat di Banyumas sangat luar biasa, dan saya akan membawanya ke Filipina untuk membangun kerjasama dalam pengelolaan sampah,” ujar Dax Cua.
Pada kesempatan tersebut, mantan Bupati Banyumas, Achmad Husein, mengungkapkan bahwa rombongan dari Seychelles dan Filipina telah diajak berkeliling ke beberapa lokasi pengelolaan sampah di Banyumas.
“Mereka sangat tertarik, dan saya diajak ke negara mereka untuk menjadi konsultan dalam pengelolaan sampah. Bahkan ada juga penawaran dari Yordania, dan saya siap bersama tim untuk berangkat,” ungkap Husein.
Husein juga menyebutkan bahwa selain metode yang diterapkan di Banyumas, ia kini memiliki teknologi baru dalam pengelolaan sampah, yaitu teknologi thermal. Teknologi ini sedang diuji coba di Magelang dan Bali.
“Teknologi thermal ini memungkinkan sampah basah dikeringkan dengan lebih cepat, sehingga beratnya berkurang hingga 50%. Ini memudahkan proses pemilahan sampah di mesin dan selanjutnya sampah bisa diolah sesuai kebutuhan, seperti digunakan sebagai bahan bakar, tenaga listrik, dan lain sebagainya,”paparnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait