Ibnu Asaduddin juga menyatakan kekagumannya terhadap sosok Pj Iwanuddin yang ia nilai sebagai pemimpin yang rendah hati, mudah diajak berkomunikasi, dan senang turun langsung ke lapangan.
Terkait penyerahan simbolis santunan BPJS Ketenagakerjaan, Ibnu Asaduddin menjelaskan bahwa ada empat penerima bantuan hari itu, yaitu guru madrasah diniyah, guru TPQ, guru pondok pesantren, dan penderes karet.
"Para penerima santunan mendapatkan masing-masing sebesar Rp 42 juta, Rp 84 juta, dan Rp 118 juta. Uang tersebut merupakan klaim atas meninggalnya peserta BPJS yang merupakan bagian dari Kementerian Agama," terangnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan takmir masjid, Baznas, dan Unit Pengumpul Zakat untuk mendaftarkan ratusan guru honorer, ustaz-ustazah TPQ, Madrasah Diniyah, dan Pondok Pesantren ke BPJS.
"Ini adalah wujud nyata kehadiran pemerintah bagi masyarakat,"katanya.
Sementara Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Purwokerto Antony Sugiarto mengatakan selain pemberian santunan, BPJS Ketenagakerjaan pihaknya juga menyerahkan secara simbolis kartu kepesertaan. "Kami menyerahkan kartu kepesertaan untuk para pengajar mata pelajaran agama berbagai agama. Iuran BPJS Ketenagakerjaan dibiayai oleh provinsi. Ada sebanyak 6.022 guru lintas agama yang mendapat perlindungan,"jelasnya.
Antony berharap ke depan para pemuka agama juga mendorong para takmir masjid untuk bisa didaftarkan sehingga terproteksi BPJS Ketenagakerjaan. "Keberadaan takmir masjid sangat penting, sehingga kami harapkan dapat diikutsertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan. Sumber dananya macam-macam, barangkali bisa menggunakan uang dari kotak amal masjid,"tambahnya.
Editor : Elde Joyosemito
Artikel Terkait