Dengan adanya penambahan alokasi ini, Yudhi Kristyanto mengajak seluruh petani terdaftar di Purbalingga untuk memaksimalkan penyerapan pupuk bersubsidi demi mendukung program swasembada pangan yang terus diupayakan pemerintah. Saat ini, stok pupuk bersubsidi di Purbalingga juga dalam kondisi aman, terutama karena mayoritas petani sedang memasuki musim pemupukan untuk musim tanam Oktober-Maret (Okmar).
Per 11 November 2024, stok pupuk bersubsidi di Purbalingga mencapai 3.054 ton, jauh di atas ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah. Stok ini terdiri dari 2.669 ton Urea bersubsidi dan 385 ton NPK.
“Selain menambah alokasi, pemerintah juga memberikan kemudahan bagi petani dalam proses penebusan. Petani terdaftar hanya perlu membawa KTP ke kios resmi untuk memperoleh pupuk bersubsidi,” ungkapnya.
Yudhi Kristyanto mengajak para petani di Purbalingga untuk segera melakukan penebusan pupuk bersubsidi. Diharapkan, peningkatan produktivitas pertanian yang ditargetkan pemerintah bisa tercapai. Hingga 11 November 2024, jumlah pupuk bersubsidi yang sudah ditebus oleh petani Purbalingga masih sekitar 12.663 ton, atau 62 persen dari total alokasi tahun 2024. Rinciannya adalah 7.954 ton Urea (65 persen) dan 4.709 ton NPK (60 persen).
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa tanpa penambahan alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah, para petani kemungkinan akan kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi.
“Saat ini tidak ada kelangkaan pupuk bersubsidi, karena pemerintah sudah menambah alokasinya dan stoknya tersedia. Namun, petani yang belum terdaftar di RDKK tidak bisa mendapatkannya. Karena itu, segera daftarkan diri melalui kelompok tani setempat,” pungkasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait