PVMBG juga mencatat peningkatan gempa tektonik lokal serta amplitudo tremor sejak akhir September hingga awal Oktober 2023. Amplitudo tremor yang semakin kuat dan gempa tremor harmonik berdurasi panjang mengindikasikan pemanasan air tanah di kedalaman dangkal serta peningkatan tekanan di dalam tubuh Gunung Slamet.
Pada periode 9-19 Mei 2024, terdeteksi pula gempa vulkanik dalam, yang menandakan suplai magma bergerak menuju permukaan.
Gunung Slamet, yang memiliki ketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut (mdpl), secara administratif berada di Kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga. Pemantauan aktivitas gunung ini dilakukan secara visual dan instrumental dari Pos Pemantauan di Gambuhan, Pemalang.
Aktivitas vulkanik Gunung Slamet terakhir tercatat pada Maret hingga September 2014, yang diikuti letusan strombolian berupa lontaran material pijar dan abu vulkanik. Aktivitas serupa kembali terdeteksi pada akhir 2023. Sejak 19 Oktober 2023, status Gunung Slamet ditingkatkan ke Level II (Waspada).
PVMBG mengingatkan masyarakat, pendaki, dan wisatawan untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya erupsi. Mereka juga diimbau untuk mengikuti arahan pihak berwenang dan menghindari aktivitas yang berisiko, terutama di area sekitar kawah.
Editor : Aryo Arbi
Artikel Terkait