PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2025 yang berlokasi di Kabupaten Wonosobo. Dengan tema 'Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem, Mengurangi Jumlah Anak Tidak Sekolah, dan Lokus Intervensi Stunting' program ini diharapkan mampu membawa perubahan positif dan berkelanjutan di desa-desa sasaran.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMP, Prof. Sri Wahyuni, menjelaskan bahwa KKN tahun ini melibatkan 713 mahasiswa yang terbagi dalam 58 kelompok. Para mahasiswa akan ditempatkan di 55 desa yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Sukoharjo, Kaliwiro, dan Wadaslintang.
"Tema ini dipilih karena relevan dengan tantangan besar yang dihadapi masyarakat di Jawa Tengah, khususnya di Wonosobo, yang merupakan salah satu wilayah dengan angka kemiskinan ekstrem, anak tidak sekolah, dan stunting yang cukup tinggi. Kami ingin memberikan kontribusi nyata melalui pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat," kata Prof. Sri Wahyuni saat pembekalan KKN UMP, Sabtu (7/12/2024).
Program KKN ini mengusung pendekatan interdisipliner, di mana mahasiswa dari berbagai program studi bekerja sama untuk menghadapi beragam permasalahan di masyarakat. Beberapa fokus diantaranya, penanggulangan Kemiskinan Ekstrem, program pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan UMKM dan pelatihan kemandirian ekonomi, program Pengurangan Jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS).
Kemudian adapula pendampingan pendidikan bagi siswa berisiko putus sekolah dan motivasi melanjutkan Pendidikan, Intervensi Stunting. Lalu sosialisasi pola hidup sehat, peningkatan gizi keluarga, dan penguatan layanan posyandu.
Selain itu, mahasiswa juga berperan dalam mengembangkan potensi wisata desa dan memperbaiki sanitasi di wilayah yang membutuhkan. Salah satu desa prioritas adalah Desa Selomanik, yang direncanakan menjadi 'Kampung Berkemajuan' pada 2027 melalui kerja sama dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat, Lazismu, dan MDMC.
"Di Desa Selomanik, empat kelompok mahasiswa akan bekerja bersama masyarakat untuk mengembangkan berbagai program pemberdayaan. Kami tidak hanya menghadirkan solusi jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi keberlanjutan melalui kolaborasi dengan pemerintah desa, puskesmas, dan lembaga pendidikan," tambah Prof. Sri Wahyuni.
Editor : Aryo Arbi