Setelah penetapan dirinya sebagai orang nomor satu di Tanah Air, Bung Karno pulang berjalan kaki. Karena saat itu sehari sesudah RI diproklamirkan, dia belum mempunyai mobil dinas layaknya pemimpin negara lainnya.
Di tengah perjalanan, Bung Karno bertemu tukang sate yang sedang berdagang di pinggir jalan. Sontak Bung Karno memanggilnya dan meminta pedagang tersebut membuatkannya 50 tusuk sate ayam.
“Sate ayam 50 tusuk!,” cetus Soekarno mengeluarkan perintah pertamanya sebagai presiden kepada tukang sate. Hingga sekarang, para penulis, pemerhati sejarah hingga berbagai literatur masih meninggalkan tanda tanya siapa gerangan nama tukang satenya.
Terlepas dari itu juga entah Bung Karno pesan sate itu saat hari masih terang atau sudah lepas waktu Maghrib. Ya kalau mau diingat-ingat lagi, Agustus 1945 masih termasuk Bulan Ramadhan.
Bulannya umat Islam untuk diwajibkan berpuasa. Nah, kalau hari masih terang berarti Bung Karno sedang tidak berpuasa. Namun walaupun tidak puasa, kemungkinan besar memang masih dalam kondisi tidak sehat karena sehari sebelumnya juga Bung Karno sedang sakit saat membacakan teks proklamasi.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait