Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menegaskan bahwa SAF yang diproduksi KPI memberikan efek berlipat, seperti mendukung katalis berkelanjutan, memperkuat produksi katalis dalam negeri, dan menjadi SAF pertama di Indonesia yang tersertifikasi internasional.
Pertamina Patra Niaga (PPN) terus meningkatkan kapabilitas dalam bisnis perdagangan SAF. PPN telah memperoleh sertifikasi internasional ISCC CORSIA dan Uni Eropa sebagai trader SAF. Pada ajang Bali International Air Show pada September 2024, PPN sukses melakukan uji coba penjualan SAF kepada maskapai penerbangan.
Melalui Pelita Air Service (PAS), Pertamina berkomitmen menggunakan SAF dalam rangka dekarbonisasi penerbangan. Program seperti zero emission flight, efisiensi operasional, dan carbon offset telah dijalankan untuk mengurangi jejak karbon di sektor penerbangan.
Sebagai bagian dari penguatan ekosistem SAF, Pertamina juga melibatkan masyarakat melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). KPI mengelola program “Bank Sampah Beo Asri” di Cilacap, melibatkan 2.978 kepala keluarga sebagai pengumpul minyak jelantah. Minyak tersebut diolah lebih lanjut melalui proses filtrasi sebelum diubah menjadi SAF. Pengumpulan juga dilakukan di lingkungan rumah dinas pekerja Kilang Cilacap.
Mulai Desember 2024, PPN meluncurkan inisiatif energi berkelanjutan dengan program Green Movement UCO, menyediakan kotak pengumpulan minyak jelantah di tujuh titik, seperti RS IHC Pertamina, RS Pelni, serta SPBU di Jabodetabek dan Bandung, yang memungkinkan masyarakat menukar minyak jelantah rumah tangga.
Dengan langkah-langkah ini, Pertamina optimis dapat berkontribusi dalam mewujudkan visi Net Zero Emission di industri penerbangan. Pertamina akan terus menjalin sinergi dengan para pemangku kepentingan untuk menjaga Asta Cita swasembada energi dengan berorientasi pada energi ramah lingkungan.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait