JAKARTA, iNewsPurwokerto.id — Band indie asal Purbalingga, Sukatani, mendadak jadi sorotan publik setelah viralnya lagu mereka, "Bayar Bayar Bayar," yang memicu polemik. Band ini dikenal dengan gaya musik unik yang menggabungkan elemen rock alternatif, pop, dan sentuhan elektronik, dibalut lirik-lirik bernuansa kritik sosial.
Sukatani dibentuk oleh dua musisi kreatif, Ovi atau Twister Angel (vokal) dan AI atau Alectroguy (gitar). Nama band ini terinspirasi dari nama sebuah desa yang melambangkan kesederhanaan dan kemakmuran.
Dibentuk pada Oktober, keduanya berkolaborasi untuk menciptakan musik yang berani mengangkat isu-isu masyarakat.
Musik mereka dipengaruhi oleh genre anarcho-punk, proto-punk, dan sedikit sentuhan post-punk atau new wave.
Album perdana mereka, "Gelap Gempita," berisi delapan lagu dengan narasi kuat tentang persoalan sosial. Salah satu lagu yang mengundang kontroversi adalah "Bayar Bayar Bayar."
Lagu ini sempat menjadi perbincangan hangat lantaran liriknya dinilai menyindir institusi kepolisian. Situasi ini membuat Sukatani akhirnya mengunggah video permintaan maaf kepada Kapolri dan institusi Polri melalui Instagram.
"Kami dengan tulus menyampaikan permohonan maaf kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu 'Bayar Bayar Bayar' yang sempat viral di media sosial," ujar keduanya dalam video tersebut, tampil tanpa topeng — sesuatu yang jarang mereka lakukan.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait