CILACAP, iNewsPurwokerto.id-PT Ethos Kreatif Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang digital marketing dan industri herbal, terus menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan generasi muda Indonesia.
Kini, Ethos mengambil langkah inovatif untuk merespons polemik seputar pembayaran royalti musik bagi para pencipta lagu di Tanah Air.
Dalam strategi pemasarannya, Ethos mulai memanfaatkan lagu atau musik sebagai backsound untuk konten-konten yang dibawakan oleh talenta muda mereka.
Tujuannya, menciptakan daya tarik lebih besar agar produk yang dipromosikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Meskipun penggunaan musik dalam digital marketing bukanlah suatu keharusan, Ethos berupaya memaksimalkan kolaborasi dengan ekosistem musik lokal.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap para kreator musik Indonesia agar mereka dapat memperoleh penghasilan dari karya yang dihasilkan.
Selama ini, komunitas musik seringkali tidak mendapatkan imbalan yang layak dari penggunaan musik mereka di platform konten buatan pengguna atau User Generated Content (UGC).
UGC merujuk pada konten yang dibuat oleh individu atau kelompok dengan menggabungkan visual dan audio (musik) milik mereka sendiri, bukan musik yang disediakan oleh platform digital seperti Shopee atau TikTok.
Platform-platform tersebut kerap tidak bertanggung jawab atas penggunaan musik yang dilakukan oleh pengguna di dalam ekosistem mereka.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait