Petani juga diuntungkan dengan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang menstabilkan harga gabah basah di kisaran Rp6.500/kg hingga Rp7.500/kg untuk gabah kering. Kebijakan ini bertujuan melindungi pendapatan petani sekaligus menjaga stabilitas pangan nasional.
Program ini memanfaatkan Rumah Burung Hantu (Rubuha) dan perangkap hama, serta pompa irigasi yang terhubung dengan sumber air dari PLTS/PLTB. "Dulu butuh satu jam untuk mengalirkan air, sekarang hanya 15-20 menit," ujar Priyanto.
Cecep menegaskan, semangat petani sejalan dengan komitmen Kilang Cilacap dalam mendukung ketahanan energi dan pangan. "Dengan pasokan air yang stabil berkat PLTS dan PLTB, pertumbuhan padi dari persemaian hingga panen berjalan optimal," tegasnya.
Sebagai bagian dari Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, Kilang Cilacap beroperasi dengan standar Health, Safety, Security, & Environment (HSSE). Unit ini aktif mengembangkan energi hijau dan pemberdayaan masyarakat, termasuk melalui pertanian berkelanjutan.
Inisiatif ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social, Governance (ESG) dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, kehidupan sehat, serta kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait