"Awalnya mereka hanya bisa membuat satu produk dalam sehari, namun sekarang sudah mampu membuat tiga hingga empat produk per hari," ungkap Gus Ipul. Selain meningkatkan keterampilan, program ini juga memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga.
"Ya kalau misalnya sehari mereka bisa dapat Rp70.000 ya ini kan tambahan penghasilan," ujar Gus Ipul. Program ini juga memberikan fleksibilitas bagi para ibu rumah tangga, dengan memanfaatkan waktu luang mereka setelah mengurus rumah tangga.
Menurutnya, program ini bukan hanya memberikan keterampilan, tetapi juga membuka peluang kerja yang lebih luas bagi warga desa. Kementerian Sosial berkomitmen untuk terus mendampingi dan meningkatkan keterampilan masyarakat agar mereka semakin terampil dan produktif.
"Kami akan terus melakukan pendampingan agar mereka dapat memproduksi produk yang lebih rumit dan menghasilkan pendapatan yang lebih besar," tutup Gus Ipul.
Sementara menurut Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menyambut baik inisiatif Kementerian Sosial dan berharap desa-desa lain di Banyumas juga dapat menjadi bagian dari program ini.
"Desa Kalisalak adalah salah satu contoh sukses. Hanya dalam waktu sebulan, ibu-ibu di sini sudah bisa memproduksi tiga hingga empat keranjang tempat sampah per orang. Kami berharap program ini bisa diperluas ke desa-desa lain di Banyumas," kata Sadewo.
Salah satu pengrajin, Samiatun (43), mengungkapkan bahwa program ini sangat membantu perekonomian keluarga. "Sebelumnya, saya belum pernah membuat kerajinan dari eceng gondok. Kini, saya sudah bisa memproduksi lebih dari tiga tempat sampah dalam sehari. Selain itu, saya juga jualan kue basah untuk menambah penghasilan," tutur Samiatun.
Meskipun begitu, Samiatun berharap ada bantuan modal untuk mengembangkan usaha kerajinannya. "Suami saya bekerja serabutan, jadi tambahan penghasilan dari kerajinan ini sangat membantu. Semoga ada bantuan modal untuk kami agar usaha ini bisa berkembang," tambahnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait