Ia merasa perlu lebih dekat dan hadir untuk istri dan anaknya karena jarak antara kediaman dan Pelatnas Cipayung cukup jauh.
“Sebagai suami dan ayah, saya ingin lebih banyak waktu untuk keluarga. Saya sudah mengajukan permohonan sejak akhir tahun lalu agar bisa menjadi pemain profesional,” ujar Jojo.
Ia juga menyebutkan bahwa turnamen Piala Sudirman 2025 menjadi momen terakhirnya sebagai bagian dari pelatnas.
Berbeda dengan Jonatan, Chico Aura memilih keluar dari pelatnas untuk mencari tantangan baru dan suasana berbeda di luar sistem pelatnas.
Keputusan ini, menurutnya, telah melalui diskusi panjang bersama pelatih Indra Wijaya.
“Ini bukan keputusan mudah. Tapi saya ingin mencoba suasana baru sambil tetap berada di bawah naungan PBSI,” kata Chico.
Meski tak lagi berlatih penuh waktu di pelatnas, baik Jonatan maupun Chico tetap akan berada dalam pengawasan PBSI dan tetap diproyeksikan untuk mewakili Indonesia di ajang internasional.
Keputusan ini sekaligus membuka lembaran baru dalam model pembinaan bulu tangkis nasional, yang lebih terbuka terhadap status profesional.
Dengan langkah berani ini, Jonatan dan Chico diharapkan bisa terus berkembang dan membawa harum nama bangsa di kancah bulu tangkis dunia, meskipun tak lagi berlatih di bawah sistem sentralisasi pelatnas.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait