“Ini kita lakukan sebagai upaya untuk penyiapan generasi muda bangsa ke depannya yang punya need of achievement yang tinggi tetapi juga dibekali soft skill yang kuat,” ungkap Joko.
Lebih lanjut, ia menyebut Gebyar PAUD juga merupakan salah satu strategi membangun iklim kompetitif yang sehat di kalangan anak-anak, sejak usia dini. Beragam lomba digelar sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan dan edukatif.
Tak hanya diisi dengan perlombaan, Gebyar PAUD 2025 juga menjadi momentum penyaluran bantuan bagi peserta didik PAUD yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Secara simbolis, Pemerintah Kabupaten Banyumas menyerahkan bantuan personal dari APBD senilai total Rp180 juta, yang dibagikan kepada 300 penerima manfaat, masing-masing menerima Rp600.000. Syarat penerima bantuan di antaranya harus memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), dan tidak menerima bantuan serupa setiap tahun, agar bisa diberikan secara bergiliran.
Selain itu, disalurkan pula bantuan sosial perlengkapan belajar berupa satu set krayon dan 12 buku gambar senilai Rp133 ribu untuk 414 anak, dengan total anggaran mencapai Rp55 juta. “Banyumas juga merupakan kabupaten pertama di Jawa Tengah yang memberikan bantuan untuk peserta didik PAUD,” kata Joko menegaskan.
Berdasarkan data Dindik Kabupaten Banyumas, saat ini terdapat sekitar 35.000 anak usia dini yang tersebar di 1.170 satuan pendidikan di wilayah tersebut. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian terhadap pendidikan PAUD sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan.
Gebyar PAUD 2025 pun menjadi salah satu langkah konkret Banyumas dalam memperkuat sektor pendidikan usia dini, yang tak hanya menitikberatkan pada aspek akademik, tetapi juga karakter, kreativitas, dan keberanian anak dalam mengekspresikan diri.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait