“Teknologi kami sebelumnya sudah diterapkan di Desa Kedungbenda dan terbukti mampu meningkatkan produksi hingga 30 persen. Kami ingin membawa manfaat serupa ke Mernek, dan sejauh ini sambutannya luar biasa positif," ungkap Dewi, pendiri Adosistering.
Para petani kini tak lagi bekerja semata mengandalkan insting dan pengalaman. Mereka juga dibekali data real-time dan sistem otomatis yang memberi informasi kapan tanaman perlu disiram dan seberapa banyak pupuk dibutuhkan.
Inovasi yang terjadi di Mernek bukan hanya bicara soal alat, tetapi juga tentang perubahan cara pandang. Teknologi bukan sesuatu yang jauh dan mahal. Ia bisa membumi, berpijak pada kebutuhan nyata petani, dan dikerjakan dengan semangat kolaborasi.
Wakil Bupati Cilacap, Ammy Amalia Fatma Surya, tak bisa menyembunyikan kekagumannya. “Saya sangat mengapresiasi inovasi teknologi tepat guna yang sudah diterapkan di masyarakat. Ini menjadi contoh luar biasa bagi daerah-daerah lain.”
Lebih dari sekadar proyek CSR atau program uji coba, yang terjadi di Desa Mernek adalah transformasi.
Dari ketergantungan pada cuaca menuju kendali atas proses panen. Dari cara lama menuju pertanian cerdas. Dan semua itu bermula dari keberanian untuk mencoba hal baru.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait