Lebih jauh, Kapolres juga menekankan bahwa baret yang disematkan di kepala bukan sekadar atribut, tetapi memiliki makna mendalam sebagai simbol tanggung jawab moral dan akal sehat dalam bertugas sebagai anggota Polri.
"Baret yang dipasang di kepala, memiliki makna menyelimuti akal dan pikiran kita sebagai anggota Polri. Akal dan pikiran digunakan untuk bisa berbuat baik menjaga marwah institusi kita," lanjutnya.
Ia juga menitipkan pesan penting mengenai perilaku dan etos kerja para personel, yang menjadi cerminan kualitas institusi di mata masyarakat.
Latkatpuan merupakan bagian dari pembentukan karakter dan peningkatan kemampuan taktis anggota Satsamapta. Latihan ini dimulai dengan long march sejauh 30 kilometer dari wilayah Karangreja menuju Mapolres Purbalingga.
Selama perjalanan dan latihan, para peserta dibekali berbagai keterampilan esensial seperti latihan baris berbaris, simulasi pengendalian massa dengan tameng, latihan bela diri, penggunaan borgol dan tongkat, bongkar pasang senjata api dan Panggilan Luar Biasa (PLB).
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait