BI Jateng Optimistis Inflasi Terkendali Meski Cuaca Tak Menentu

Elde Joyosemito
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah optimis mampu mengendalikan inflasi. (Foto: iNewsPurwokerto)

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id – Meski dihadapkan pada cuaca yang tidak menentu, tetapi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah optimis mampu mengendalikan inflasi. Terutama dari sektor pertanian yang menjadi salah satu penyumbang utama inflasi.

“Inflasi masih dalam kisaran target, yaitu 2,5 persen plus minus 1 persen,” ujar Kepala KPw BI Jateng, Rahmat Dwisaputra, dalam acara Capacity Building & Media Briefing Stakeholders Kehumasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Wilayah Provinsi Jawa Tengah yang digelar di Jakarta, Jumat (21/6/2025).

Rahmat mengungkapkan, fenomena cuaca yang tidak menentu, di mana hujan masih kerap terjadi meski telah memasuki musim kemarau, turut memengaruhi sektor pertanian, khususnya komoditas padi dan cabai.

Banjir akibat curah hujan tinggi maupun rob dapat menyebabkan tanaman padi puso dan mengganggu produktivitas, sementara pertumbuhan cabai juga terhambat.

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa berbagai langkah mitigasi telah disiapkan. Salah satunya melalui penerapan teknologi pertanian seperti penggunaan benih padi unggul di daerah rawan banjir dan pemanfaatan green house untuk budidaya cabai.

“Bank Indonesia bersama TPID telah menyalurkan bantuan green house kepada petani cabai di Magelang, Wonosobo, dan Demak. Ini menjadi upaya agar produksi tetap terjaga di tengah ketidakpastian cuaca,” jelas Rahmat.

Selain itu, sepanjang Januari hingga Mei 2025, TPID telah menggelar operasi pasar sebanyak 481 kali di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah guna menstabilkan harga. 

Upaya lain juga dilakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan, seperti penanggulangan hama di Kabupaten Semarang, Grobogan, dan Sragen melalui gerakan gropyokan tikus serta pembangunan rumah burung hantu (rubuha) sebagai pengendali hama alami. 

BI juga mendorong pembentukan mitra baru untuk menjadi “champion cabai” dalam menjaga kestabilan suplai.

Di sisi lain, Kepala KPw BI Purwokerto, Christoveny, yang hadir secara daring, menyoroti pentingnya regenerasi petani sebagai bagian dari strategi pengendalian inflasi jangka panjang. Ia mengungkapkan kekhawatiran atas menurunnya jumlah petani muda, yang berpotensi mengancam ketahanan pangan dan stabilitas harga.

“Pada semester pertama 2025, sudah terbentuk dua klaster petani milenial di wilayah kerja kami yang mencakup Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara,” kata Christoveny.

Untuk memperkuat regenerasi, KPw BI Purwokerto bersama TPID setempat akan meluncurkan program sekolah petani, yang bertujuan membekali petani muda dengan pengetahuan dan keterampilan pertanian modern serta manajemen usaha tani.

Melalui pendekatan kolaboratif, Bank Indonesia dan TPID di Jawa Tengah berharap inflasi tetap terkendali, ketahanan pangan terjaga, dan sektor pertanian semakin tangguh menghadapi perubahan iklim.

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network