“Kami ingin menciptakan suasana yang ramah dan membangun karakter siswa sejak awal. MPLS harus bebas dari perundungan dan tekanan psikologis,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa MPLS yang nyaman akan memudahkan siswa beradaptasi dan menerima pembelajaran dengan lebih baik, serta mendorong lahirnya karakter saling menghargai di lingkungan sekolah.
Sementara itu, Koordinator Sekolah ADEM Repatriasi Banten, Saiful Anwar, menyampaikan bahwa untuk siswa yang tinggal di asrama, termasuk peserta program repatriasi, MPLS Ramah telah dipersiapkan sejak tiga bulan sebelumnya dengan pendekatan keagamaan dan sosial.
“Sejak hari pertama kedatangan, siswa telah dikenalkan dengan lingkungan sekolah agar merasa diterima dan memiliki rasa kekeluargaan,” katanya.
Menurut Saiful, pelaksanaan MPLS tahun ini jauh lebih baik karena ditekankan pada pendekatan tenang, kerja sama, dan lingkungan yang inklusif. Ia menyebutkan bahwa murid-murid bahkan merasa terharu karena mendapatkan pengalaman menyenangkan selama MPLS berlangsung.
“Harapan kami, MPLS tahun ini bisa menjadi awal yang baik bagi siswa untuk mencintai sekolah, mengembangkan diri secara akademik dan non-akademik, serta menjadi generasi unggul dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.
Kemendikdasmen menegaskan akan terus mengawal pelaksanaan MPLS Ramah di seluruh Indonesia, agar setiap siswa baru merasakan pengalaman belajar yang positif sejak hari pertama di sekolah. Pendekatan ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat, karakter, serta rasa cinta terhadap lingkungan belajar.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait