PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Jawa Tengah mencatat jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) tertinggi secara nasional hingga pertengahan 2025, dengan lebih dari 10.965 pekerja terdampak.
Kondisi ini mendapat sorotan dari Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Setya Arinugroho, yang mendesak pemerintah segera mengambil langkah nyata agar krisis tidak semakin meluas.
“Lonjakan PHK harus direspons dengan kebijakan konkret dan berpihak pada pekerja. Jangan sampai persoalan ini berlarut hingga meninggalkan banyak orang kehilangan arah,” ujar Ari, Senin (1/9/2025).
Gelombang PHK di Jawa Tengah didominasi oleh sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). Menurut Ari, industri yang selama ini menjadi tulang punggung lapangan kerja di daerah tengah menghadapi tantangan besar, mulai dari keterlambatan adaptasi teknologi, pergeseran tren pasar global, hingga melemahnya daya saing.
Ia menilai, persoalan TPT bukan hanya bersifat teknis, melainkan juga sistemik. Banyak pabrik masih mengandalkan metode produksi tradisional, sementara pasar menuntut efisiensi dan fleksibilitas tinggi. Ditambah lagi, regulasi dinilai belum sepenuhnya menyesuaikan perkembangan era digital.
Ari juga menyoroti lemahnya sinergi antara pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri, sehingga banyak lulusan belum siap kerja. Kondisi ini ikut menghambat masuknya investasi baru karena diragukan kesiapan sumber daya manusianya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait