JAKARTA, iNews.id - Daerah dengan kadar oksigen kedua tertinggi di dunia ternyata ada di Pulau Madura. Di manakah itu? Lokasinya begitu indah dan menakjubkan.
Wilayah tersebut adalah Gili Iyang, sebuah pulau yang berada di timur Kabupaten Sumenep.
Gili Iyang merupakan pulau yang terpisah dengan Madura, namun secara administratif masuk Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep.
Dari situs Indonesia.go.id menyebutkan bahwa Gili Iyang merupakan tempat dengan kadar oksigen terbaik Indonesia dan terbaik kedua di dunia setelah Laut Mati, Yordania.
Maka tak salah jika pulau ini disebut sebagai Pulau Oksigen. Dalam bahasa setempat ‘gili’ berarti pulau.
Gili Iyang memiliki luas sebesar 9,15 km2 didiami oleh 7.832 jiwa yang menghuni dua desa, yakni Bancamara dan Banraas.
Untuk bisa menuju ke Gili Iyang, pengunjung bisa menggunakan moda transportasi perahu kayu bermesin, atau yang oleh masyarakat setempat disebut taksi laut.
Perjalanan menuju ke Gili Iyang dari Pelabuhan Penyeberangan Dungkek memakan waktu sekitar 30-40 menit.
Ongkos taksi laut sebesar Rp10 ribu per orang untuk menumpang perahu berkapasitas antara 20-50 orang bergantung ukuran angkutannya.
Lembaga Penelitian Antariksa Nasional (LAPAN) melakukan penelitian terhadap kualitas udara di pulau tersebut. Dari 17 titik yang diuji, Lapan menyebutkan kadar oksigen Gili Iyang adalah sebesar 20,9 persen.
Artinya, dalam volume 1 liter udara bebas terkandung 0,209 liter oksigen. Persentase ini lebih baik dari kondisi udara daerah-daerah lain di Indonesia. Kadar oksigen normal yang ditolerir untuk mencukupi kebutuhan pernapasan adalah dalam batas antara 19,5–22,0 persen.
Kadar oksigen yang kurang dari 19,5 persen akan menyebabkan kekurangan oksigen yang disebut hipoksia. Kandungan oksigen yang cukup tinggi muncul karena pengaruh perputaran udara dari laut sekitar pulau.
Selain itu, penelitian lain juga mengungkapkan bahwa kandungan karbon dioksida di Gili Iyang tak lebih dari 26,5 persen dengan tingkat kebisingan hanya 36,5 desibel.
Berdasarkan temuan tersebut, Air Visual yang merupakan aplikasi pencatat kualitas udara kemudian menempatkan Air Quality Index (AQI) Gili Iyang hanya satu tingkat di bawah kadar oksigen di Laut Mati, Yordania.
Dengan kualitas udara yang bersih, kualitas hidup warga yang tinggal di Gili Iyang juga ikut terjaga. Jika berkunjung ke sini Anda akan dengan mudah menjumpai warga yang berusia di tas 90 tahun bahkan 100 tahun dalam kondisi tubuh masih segar bugar dan tidak mengalami gangguan penglihatan.
Para lansia tersebut juga masih berkegiatan seperti biasa. Titik Oksigen di Desa Bancamara Di Gili Iyang terdapat spot untuk menikmati oksigen terbaik. Tempat tersebut adalah Titik Oksigen yang ada di Desa Bancamara yang letaknya sekitar 10 menit berkendara dari dermaga.
Tempat ini mudah ditemukan karena Anda akan menemukan sebuah pelang penanda bertuliskan “Titik Oksigen” yang menunjuk ke sebuah lahan berpagar bambu dengan luas tak lebih dari 200 meter persegi.
Saat masuk, pengunjung akan diminta mengisi buku tamu serta membayar seikhlasnya untuk retribusi kas desa. Di sana ada sekitar 10 gazebo yang bisa digunakan untuk sekadar duduk-duduk dan beristirahat sambil menikmati kesegaran udara. Tempat ini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas toilet yang bersih.
Objek Wisata di Gili Iyang Tak hanya bisa menikmati udara bersih dan segar, di Gili Iyang pengunjung juga bisa menikmati sejumlah objek wisata yang ada pulau ini. Misalnya Batu Cangga, sebuah pahatan alam di sekitar tebing karang tajam dan curam menghadap Laut Jawa.
Batu Cangga atau yang dalam bahasa setempat artinya batu yang menyangga tebing merupakan objek wisata alam berbentuk rongga mirip lorong yang terbentuk secara alami kemudian disangga oleh beberapa batu karang mirip seperti pilar-pilar besar pada bangunan rumah.
Butuh sedikit perjuangan untuk mencapai Batu Cangga. Pengunjung harus melewati tangga dari bambu yang bila tidak berhati-hati bisa terperosok ke bawah tebing dan tercebur ke laut. Objek wisata lain yang bisa kita jumpai di Gili Iyang adalah Gua Mahakarya atau yang dikenal sebagai Gua Celeng.
Disebut Gua Celeng karena semula gua ini merupakan tempat persembunyian celeng atau babi hutan. Gua Mahakarya ini ditemukan pada 2014 dan menjadi satu dari 10 gua yang ada di Gili Iyang.
Di dalam gua ini pengunjung bisa melihat keunikan stalaktit, batuan yang tumbuh dari langit-langit gua yang masih meneteskan air serta stalakmit.
Stalagmit di dalam gua ini tampak bersinar mirip bintang-bintang di langit saat malam.
Masyarakat pun menamai batu-batu itu sebagai batu bintang. Sedangkan oleh para penelusur gua, batuan itu dikenal sebagai cave pearl atau mutiara gua yang terbentuk dari bongkahan batu yang diselimuti mineral kalsit yang berasal dari tetesan air dari stalagtit.
Objek wisata terakhir yang bisa dikunjungi di Gili Iyang adalah Pantai Ropet. Pantai ini merupakan pantai pasir putih yang cocok untuk snorkeling atau menyelam melihat terumbu karang yang masih terjaga keindahannya serta koleksi ikan hiasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait