Dikisahkan, setelah shalat Ashar saat bulan Ramadhan dan setelah seharian beliau tampak merasa sedih karena bulan Ramadhan akan segera berakhir, Sayyidina Ali ra kemudian pulang dari masjid.
Sesampainya di rumah, ia lantas disambut sang istri tercinta yakni Sayyidah Fathimah Az-Zahra ra dengan pertanyaan penuh perhatian.
“Kenapa engkau terlihat pucat, kekasihku,” sapa Sayyidah Fatimah.
“Tak ada tanda-tanda keceriaan sedikitpun di wajahmu, padahal sebentar lagi kita akan menyambut hari kemenangan?,” lanjutnya.
Ali hanya terdiam lesu dan tak berapa lama kemudian ia meminta pertimbangan sang istri untuk menyedekahkan semua simpanan pangannya kepada fakir miskin.
“Hampir sebulan kita mendapat pendidikan dari Ramadhan, bahwa lapar dan haus itu teramat pedih. Segala puji bagi Allah, yang sering memberi hari-hari kita dengan perut sering terisi,” kata Ali.
Setelah itu dan sebelum takbir berkumandang, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra kemudian terlihat sibuk mendorong pedatinya.
Pedati tersebut berisi tiga karung gandum dan dua karung kurma hasil dari panen kebunnya. Ia lalu berkeliling dari pojok kota dan perkampungan untuk membagi-bagikan simpanan pangan tersebut kepada fakir miskin dan yatim/piatu.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait