JAKARTA, iNews.id - Perjalanan berdirinya Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Indonesia hingga menjadi salah satu pasukan elite terbaik di dunia tak lepas dari Rokus Bernardus Visser. Mantan pasukan khusus Belanda yang akhirnya menetap di Indonesia dan memilih memeluk Islam serta mengganti namanya menjadi Mochammad Idjon Djanbi.
Pelopor beridirinya Kopassus berawal dari kisah perjalanan Visser, sapaannya sebelum menjadi orang Indonesia, ia sempat menetap di Belanda untuk membantu ayahnya jadi pedagang bola lampu. Namun, setelah Jerman menguasai Inggris, Visser memilih untuk kembali berdinas sebagai tentara.
Pasukan Kopassus saat melakukan operasi di belantara hutan. (Foto ilustrasi : Ist)
Dengan alasan turun ke medan perang, Visser malah ditugaskan menjadi sopir Ratu Wilhelmina yang saat itu berada di Inggris.
Tidak lama setelah Visser menjadi sopir, dirinya meninggalkan tentara Belanda sebelum akhirnya kembali bergabung beberapa saat kemudian dan menjadi operator radio.
Visser yang bergabung ke Pasukan 2 Belanda akhirnya ikut terjun ke pertempuran di Perang Dunia (PD) II pada Operasi Market Garden, pendaratan sekutu dengan terjun payung di Arnhem pada September 1944.
Visser sempat kembali ke Belanda pada tahun 1947. Pada masa itu, dirinya sempat mengajak istrinya untuk pergi ke Indonesia.
Istrinya menolak permintaan Visser. Nahas, dirinya harus menerima pernyataan cerai dari sang istri karena hal tersebut.
Di Indonesia, sempat terjadi peristiwa pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) dari Kerajaan Belanda. Visser memutuskan pensiun menjadi tentara dan memilih menjadi petani di Lembang, Bandung bersama istri barunya yang merupakan keturunan Sunda.
Bahkan, Visser yang sudah jadi mualaf dan berganti nama jadi Mochammad Idjon Djanbi.
Pada tahun 1951, Letda Sugianto, yang saat itu merupakan ajudan Kolonel Alexander Evert Kawilarang, Panglima Komando Tentara Teritorioum III/Siliwangi, membutuhkan jasa Idjon Djanbi di TNI.
Idjon Djanbi sendiri merupakan perwira instruktur Korps Speciale Troepen (KST) atau Pasukan Khusus Belanda. Dia direkrut Panglima Komando Tentara Teritorium III/Siliwangi (kini Kodam III/Siliwangi) Kolonel Alexander Evert Kawilarang, untuk membentuk satu unit pasukan khusus.
Permintaan itu merupakan salah satu wujud harapan teman Kawilarang yang tewas dalam pemberantasan Republik Maluku Selatan. Kolonel Ignatius Slamet Rijadi, kolega Kawilarang, ingin membuat pasukan khusus dengan kualifikasi para-komando.
Namun, TNI belum punya perwira yang bisa memproduksi prajurit-prajurit berkualifikasi. Maka nama Idjon Djanbi muncul sebagai salah satu kandidat perwira yang dianggap cocok untuk melatih prajurit TNI baru.
Sugianto akhirnya meminta Idjon melatih para prajurit Kesatuan Komando Tentara Teritorium (Kesko TT-III) Siliwangi di Batujajar, Jawa Barat. Unit inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal Kopassus TNI-AD. Dia pun tercatat menjadi Danjen Kopassus pertama.
Artikel ini telah tayang di Okezone.com dengan judul: Kisah Idjon Djanbi, Bule Mualaf Asal Belanda yang Jadi Danjen Kopassus Pertama
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait