JAKARTA, iNews.id – Sholat ghaib adalah sholat yang memiliki hukum sama dengan sholat jenazah yang ada di tempat, yakni fardhu kifayah. Sholat gaib sendiri adalah sholat yang dilakukan untuk menyolatkan muslim yang diyakini telah meninggal dunia di tempat yang jauh atau daerah yang tidak terjangkau.
Untuk shalat ghaib dan sholat jenazah sendiri perbedaannya terletak pada niat dan tergantung jenis kelamin, jumlah jenazah dan status mushalli-nya apakah menjadi imam, makmum, atau shalat sendiri.
Berikut tata cara sholat ghaib, niat, dan waktu pelaksanaannya.
Syarat Melaksanakan Sholat Ghaib
Syarat sholat ghaib yang pertama adalah jenazah berada di luar daerah yang jauh dari jangkauan, atau berada di tempat yang dekat namun sulit dijangkau. Apabila masih berada dalam daerah, walaupun jauh dan tidak sulit dijangkau maka tidak sah melaksanakan sholat ghaib.
Demikian pula jika jenazah berada di batas daerah dan kita dekat atau bisa menjangkau daerah tersebut, maka tidak sah melakukan shalat ghaib.
Syarat shalat ghaib yang kedua adalah telah mengetahui atau menduga kuat bahwa jenazahnya sudah dimandikan. Jika tidak, maka sholat ghaibnya tidak sah.
Namun, bila dia menggantungkan sholat ghaibnya dengan sucinya jenazah tersebut, bahwa telah dimandikan, maka sholatnya dihukumi sah.
Niat sholat ghaib untuk jenazah laki-laki
أُصَلِّي عَلَى مَيِّتِ (فُلَانِ) الْغَائِبِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî ‘alâ mayyiti (sebutkan namanya) al-ghâ-ibi arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya menyalati jenazah (sebutkan namanya) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”
Niat sholat ghaib untuk jenazah perempuan
أُصَلِّي عَلَى مَيِّتَةِ (فُلَانَةٍ) الْغَائِبَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli ‘ala mayyitati (sebutkan namanya) al-ghaibati arba’a takbiratin fardhal kifayâti imaman/ma’muman lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya menyalati jenazah (sebutkan namanya) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”
Niat sholat ghaib bila jenazahnya dua laki-laki atau satu laki-laki dan dua perempuan atau dua perempuan
أُصَلِّي عَلَى مَيِّتَيْنِ/مَيِّتَتَيْنِ (فُلَانٍ وَفُلَانٍ-فُلَانٍ وَفُلَانَةٍ/فُلَانَةٍ وَفُلَانَةٍ) الْغَائِبَيْنِ/الْغَائِبَتَيْنِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامَا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî ‘alâ mayyitaini/mayyitataini (Fulânin wa Fulânin—Fulân wa Fulânah/Fulanâh wa Fulânah) al-ghaibaini/al-ghaibataini arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya menyalati dua jenazah (Si Fulan dan Si Fulan/Si Fulan dan Si Fulanah/Si Fulanah dan Si Fulanah sebutkan namanya) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”
Niat sholat ghaib apabila jenazahnya banyak
أُصَلِّي عَلَى جَمِيعِ مَوْتَى قَرْيَةِ كَذَا الْغَائِبِينَ الْمُسْلِمِينَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامَا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî ‘alâ jamî’i mautâ qaryati kadzâl ghaibînal muslimîna arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya menyalati seluruh umat muslim yang jadi korban di desa ‘...’ (sebutkan nama desanya) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”
Tata Cara Sholat Ghaib
Tata cara sholat ghaib sama dengan sholat jenazah pada umumnya. Hal yang membedakan adalah tanpa ada si mayit.
Berikut tata cara sholat ghaib jenazah laki-laki dan perempuan.
1. Berwudhu
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Membaca niat
4. Takbir empat kali. Saat takbir disunahkan mengangkat kedua telapak tangan sampai sebatas bahu, lalu meletakkannya di antara dada pusar pada setiap takbir.
5. Membaca surat Al Fatihah setelah takbir pertama
6. Membaca shalawat Nabi setelah takbir kedua.
Adapun bacaan shalawat Nabis SAW sebagai berikut.
اللّـٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ
Sholawat versi panjang:
.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
"Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia."
7. Mendoakan mayit setelah takbir ketiga.
Bagi mayit laki-laki:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمهُ وعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَ الثَّلْجِ وَ الْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. اَللَّهُمَّ أَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَ جَارًا خَيْرًا مِنْ جَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْراً مِنْ زَوْجِهِ، وأَهْلًا خَيْراً مِنْ أَهْلِهِ، وَ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَ أَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ ومِنْ عَذَابِ النَّارِ
Bagi mayit perempuan:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهاَ وارْحَمهاَ وعَافِهاَ وَاعْفُ عَنْهاَ وأَكْرِمْ نُزُلَهاَ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهاَ وَاغْسِلْهاَ بِالْمَاءِ وَ الثَّلْجِ وَ الْبَرَدِ ونَقِّهاَ مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّي الثَوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. اَللَّهُمَّ أَبْدِلْهاَ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهاَ وَ جَارًا خَيْرًا مِنْ جَارِهَا وَزَوْجًا خَيْراً مِنْ زَوْجِهاَ وأَهْلًا خَيْراً مِنْ أهلِهاَ وَ أَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ وَ أَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ القَبْرِ ومِنْ عَذَابِ النَّارِ
Bagi mayit banyak:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وارْحَمْهُمْ وعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ وأَكْرِمْ نُزُلَهُمْ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُمْ وَاغْسِلْهُمْ بِالْمَاءِ وَ الثَّلْجِ وَ الْبَرَدِ ونَقِّهِمْ مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّي الثَوْبًُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. اَللَّهُمَّ أَبْدِلْهُمْ دِيَارًا خَيْرًا مِنْ دِيَارِهِمْ وَ جِيْرَانًا خَيْرًا مِنْ جِيْرَانِهِمْ وَأَزْوَاجاً خَيْراً مِنْ أَزْوَاجِهِمْ وأَهْلًا خَيْراً مِنْ أَهْلِهِمْ وَ أَدْخِلْهُمُ الْجَنَّةَ وَ أَعِذْهُمْ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ ومِنْ عَذَابِ النَّارِ
8. Mendoakan mayit
Setelah takbir keempat membaca doa sebagai berikut.
Bagi jenazah laki-laki:
اللَّهُمَّ لاَتَحرِمْنَا أَجْرَهُ ولاَتَفْتِنّاَ بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَناَ وَ لَهُ
Allahumma laa tahrimna ajrahu wa laa taftinna ba'dahuu waghfir lanaa wa lahuu. Artinya: “Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah (cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.
Bagi mayit perempuan:
اللَّهُمَّ لاَتَحرِمْنَا أَجْرَهاَ ولاَتَفْتِنّاَ بَعْدَهاَ وَاغْفِرْ لَناَ وَ لَهاَ
Allahumma laa tahrimna ajrahaa wa laa taftinna ba'dahaa waghfir lanaa wa lahaa. Artinya: “Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah (cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.
Bagi mayit banyak:
اللَّهُمَّ لاَتَحرِمْنَا أَجْرَهُمْ ولاَتَفْتِنّاَ بَعْدَهُمْ وَاغْفِرْ لَناَ وَ لَهُمْ
Allahumma laa tahrimna ajrahum wa laa taftinna ba'dahum waghfir lanaa wa lahum.
9. Salam pertama
10. Salam kedua sunah untuk menyempurnakan
Waktu Pelaksanaan Sholat Ghaib
Waktu tepat pelaksanaan sholat ghaib adalah saat diyakini seseorang telah meninggal dunia dan sudah siap untuk dilaksanakan sholat jenazahnya. Waktu melaksanakan shalat jenazah juga dapat dilakukan di kubur beberapa hari setelah kematiannya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait