Cablaka Telah Jadi Karakter Manusia Banyumas Secara Turun-temurun, Berikut Penjelasan Sejarawan

Elde Joyosemito
Ilustrasi orang Banyumas yang cablaka

“Cablaka dan blakasuta memuat unsur kata yang sama, blaka, yang artinya terus terang atau bersahaja. Blaka selanjutnya berasal dari kata blak (pada salah satu geografi dialek Banyumasan: blag) yang artinya menga amba atau teladan dan contoh sehingga kata ulang blak-blakan (pada salah satu geografi dialek Banyumasan: blag-blagan) berarti tanpa nganggo ditutupi dan blakasuta berarti kandha ing sabenere,”jelasnya.

Kata blaka jika dicari asal-usulnya ternyata berasal dari bahasa Jawa Kuna, balaka, atau juga Sanskerta, walaka. Balaka diartikan terus terang, sejujur-jujurnya, lurus, tanpa tedheng aling-aling  atau hanya, semata-mata, saja, belaka. Kata walaka diartikan balaka, anak, bocah, kanak-kanak, atau anak-anak atau muda, belum tumbuh sepenuhnya, atau wantah, belaka, wenteyan. 

“Tampaknya asal-usul kata yang berasal dari kata Jawa Kuna dan Sanskerta yang menimbulkan kata cablaka atau blakasuta,”ujarnya.

Kata cablaka ini dimungkinkan berasal dari kata bocah blaka atau disingkat menjadi cah blaka, dan selanjutnya menjadi cahblaka atau dibaca cablaka. Kata walaka yang berarti bocah, anak, kanak-kanak, anak-anak, atau muda di atas menunjukkan bahwa cahwalaka atau cawlaka berarti bocah-bocah. 

“Maksudnya, anak-anak yang masih wantah atau masih apa adanya dan belum terkontaminasi oleh pengaruh-pengaruh luar. Anak masih memperlihatkan watak yang murni yang berbeda dengan manusia dewasa yang sudah mengalami banyak perkembangan jiwanya,”katanya.

Kata blakasuta juga sama pengertiannya dengan cablaka karena kata suta berarti anak (laki-laki dan perempuan), sais, kusir atau suta, suta biweh, anak mantu. 

“Dengan demikian, cablaka atau blakasuta mengandung arti keterusterangan atau kejujuran seperti anak- anak. Atau dengan kata lain, cablaka atau blakasuta berarti kejujuran yang masih murni, lugu, atau apa adanya dan belum berubah. Anak-anak secara fitrah masih memperlihatkan kejujuran dan belum berbohong seperti orang-orang dewasa.”

Thokmelong adalah istilah yang sering muncul untuk menyatakan sesuatu yang sama dengan cablaka atau blakasuta. Thokmelong terdiri atas dua kata, yakni thok dan melong. Kata thok merupakan bunyi tiruan dari suara orang yang memukul (mengethok) bambu atau kayu. “Jadi, thokmelong mempunyai maksud hanya yang mengkilap yang tampak atau mencolok di depan mata,”katanya.

Editor : EldeJoyosemito

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network