BERADA di lereng selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ternyata banyak melahirkan tokoh nasional yang berkontribusi besar sejak jaman kemerdekaan. Salah satunya adalah Jenderal Gatot Subroto yang merupakan salah satu tokoh pejuang militer Indonesia dalam merebut kemerdekaan.
Sebagai putra pertama dari Sajid Joedojoewono, Gatot Subroto lahir di Jatilawang, Banyumas pada 10 Oktober 1907 silam. Ia meninggal di Jakarta pada 11 Juni 1962, ia dimakamkan di Desa Sidomulyo, Ungaran, Semarang, sesuai permintaannya sendiri.
Untuk mengenang jasanya, nama Jenderal Gatot Subroto kemudian diabadikan menjadi nama jalan di sejumlah daerah. Bahkan, di Kota Purwokerto, Banyumas, berdiri Monumen Jenderal Gatot Subroto yang digambarkan dengan patung Gatot Subroto tengah menunggang kuda dan membawa sebilah tongkat komando di tangan kirinya.
Monumen Jenderal Gatot Subroto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas (Foto: Instagram/ @nyg_photography)
Saat aktif berdinas di kemiliteran, Jenderal Gatot Subroto dapat dikatakan menjadi satu-satunya sosok yang berani memanggil Soeharto dengan sebutan monyet.
Namun Soeharto yang akhirnya menjadi Presiden kedua Republik Indonesia (RI) ini tidak merasa sakit hati dengan sebutan tersebut. Bukan tanpa alasan, panggilan monyet oleh Gatot Subroto pada bawahannya ternyata memiliki makna tersendiri.
Saat itu, baik Soeharto dan Gatot sama-sama masih aktif berdinas di kemiliteran. Keduanya pun merupakan serdadu bentukan tentara kolonial Hindia Belanda (KNIL), di mana panggilan dengan nama binatang adalah hal yang wajar.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait