JAKARTA, iNews.id - Shopee raksasa e-commerce dikabarkan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal karyawannya di seluruh operasi internasionalnya, khususnya di Asia Tenggara.
Seperti dilaporkan oleh Tech in Asia, PHK massal akan berdampak pada pekerja ShopeeFood dan ShopeePay terpilih di beberapa pasar.
Keputusan tersebut diumumkan kepada karyawan dalam pertemuan yang dipimpin oleh seorang eksekutif dari Sea Group, perusahaan induk Shopee.
Dalam laporan terpisah oleh DealStreetAsia, dua sumber mereka mengatakan, hampir setengah dari karyawan ShopeePay dan ShopeeFood Thailand telah terkena dampak PHK.
Shopee juga meminta karyawan yang terkena dampak untuk kembali ke rumah dan menunggu email mengenai PHK mereka.
Sebelumnya, Shopee telah memutuskan hengkan dari India dan Prancis pada Maret lalu, padahal baru beroperasi enam bulan lalu. Shopee juga mengumumkan akan menghentikan operasinya di Spanyol pada 17 Juni.
"Dengan menyesal kami informasikan Shopee.es akan berhenti beroperasi mulai pukul 23.59 pada tanggal 17 Juni 2022. Semua pesanan yang diterima hingga tanggal tersebut akan diproses seperti biasa dan layanan purna jual serta dukungan akan tetap tersedia untuk semua pengguna yang telah melakukan pembelian di platform kami," tulis pengumuman di laman shopee.es, dikutip Selasa (14/5/2022).
"Kami sangat berterima kasih atas semua dukungan dan kepercayaan yang diterima, dan kami mohon maaf sebelumnya atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," lanjut pengumuman tersebut.
Adapun marjin laba kotor Shopee untuk e-commerce telah meningkat secara year on year, dengan peningkatan pesanan sebesar 71,3 persen pada kuartal I 2022.
Spekulasi PHK massal ini dan akhir operasional di beberapa negara kemungkinan disebabkan meningkatnya inflasi dan suku bunga yang mempengaruhi sektor ritel.
Alasan lain yang mungkin adalah Shopee terus meningkatkan efisiensi operasinya melalui alokasi sumber daya yang lebih baik. Shopee bukan satu-satunya perusahaan di Asia Tenggara yang menerapkan PHK besar-besaran.
Tech in Asia menyebutkan beberapa startup teknologi di Asia telah memangkas pekerjaan sejak Mei lalu. Sementara Indonesia memiliki jumlah startup teknologi paling banyak yang melakukan PHK.
Tech in Asia mencatat, PHK di Asia Tenggara lebih tinggi daripada di China setelah tindakan keras peraturan pada Juli 2021.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta