Tokoh masyarakat Desa Tubo, yakni Haji Ade Safar, menjelaskan bahwa sampai sekarang masih ada sistem adat yang masyarakat jalankan terkait penanaman cengkeh.
"Setelah cengkeh dan pala panen, ada sistem bagi hasil yang kemudian disedekahkan ke masjid karena masyarakat Tubo percaya bahwa ada bagian dari orang lain dari setiap cengkeh yang mereka hasilkan,” ujarnya.
Salah satu Laskar Rempah asal Jawa Barat, Amos mengungkapkan pengalamannya yang berharga ini. “Perjalanan ke Tubo ini menurutku paling berkesan, karena seumur-umur baru kali ini main di kebun cengkeh dan pala langsung. Apalagi pengalaman ngunyah cengkeh yang segar langsung di kebunnya,” tutupnya.
Sebagai budayawan, Zainuddin berharap masyarakat Maluku Utara bisa mengembalikan lagi cengkeh sebagai barang hidup hayati,
“Setiap hari bergaul dengan cengkeh, di makanan kita, di obat-obatan kita. Kalau kita mengembalikan lagi cengkeh sebagai tanaman budaya atau tanaman identitas, maka mungkin kita akan mempertahankan cengkeh. Oleh karena itu, jangan lihat cengkeh sebagai barang komoditi, tapi sebagai tanaman budaya.” pungkasnya
Editor : Arbi Anugrah