ADA sebuah buku yang sangat menghebohkan pada akhir tahun 1970-an yang dikarang oleh seorang sarjana Barat Michael H Hart dengan judul “100 A Ranking Of The Most Influential Persons In History” terbit tahun 1978. Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Ken Ndaru dan M Nurul Islam, diterbitkan oleh PT Mizan Publika dengan judul ”100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah ”.
Dalam bukunya pengarang telah meranking 100 manusia di dunia - sejak Nabi Adam sampai saat dia menulis – yang paling mempengaruhi dunia sepanjang sejarah, yang notabene dia sendiri seorang non Muslim.
Ulama dan Mantan Anggota Komisi Ukhuwah MUI DKI Jakarta, KH Drs Syarifuddin Mahfudz MSi menyebutkan, hebatnya lagi Michael H Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh nomor satu dari seratus tokoh tersebut. Walaupun pada tahun 1992 dilakukan revisi terhadap ranking yang telah dibuatnya sesuai dengan perkembangan zaman –yang mengakibatkan beberapa orang tokoh tersingkir – toh ranking nomor satu tetap diduduki oleh Nabi Muhammad SAW.
"Apabila ditelaah, analisis ilmiah yang dia tulis untuk menopang pendapatnya maka ada dua alasan penting sehingga berani berkesimpulan bahwa Nabi Muhammad yang paling berhak menduduki ranking terhormat tersebut," ujarnya dalam pesan yang diterima Jumat (15/10/2021)
Alasan pertama: bahwa Muhammad SAW masih di masa hidupnya telah sukses menjadikan Islam sebagai agama yang sempurna, ajaran-ajarannya telah lengkap dan kokoh, kitab sucinya sudah terdokumentasi dengan baik serta sahabat dan pengikutnya sudah tidak terbilang banyaknya, yang siap siaga membentengi ajaran yang dibawanya dari berbagai macam penyelewengan seperti pernah terjadi pada Rasul-Rasul sebelumnya.
Alasan kedua: bahwa dari aspek sekuler dan politik, Nabi Muhammad SAW di kala masih hidup, juga telah meraih sukses yang luar biasa. Beliau telah mampu mempersatukan bangsa Arab, yang tidak dikenal dunia waktu itu, yang tercerai berai dalam kabilah-kabilah kecil, yang berkubang dalam masyarakat Jahiliyah, yang kurang menghargai ilmu pengetahuan dan tidak mempunyai kebudayaan yang tinggi. Beliau juga telah mampu mendirikan sebuah Pemerintahan/Khilafah yang sangat solid yang sepeninggalnya menjadi Imperium terluas dan terlama sepanjang sejarah.
”Saya memilih Muhammad SAW sebagai tokoh teratas dalam daftar paling berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sejumlah pembaca dan dipertanyakan oleh yang lain. Namun, dialah satu-satunya orang dalam sejarah yang sangat berhasil baik dalam hal keagamaan maupun sekuler. Dari asal usulnya yang bersahaja , Muhammad saw mendirikan dan mengembangkan salah satu agama besar dunia, serta menjadi pemimpin politik yang amat efektif. Saat ini tiga belas abad pasca wafatnya, pengaruhnya masih kuat dan merasuk”. ( Hal 1-2)
”. . .. .dalam kurun waktu seabad penuh peperangan, orang-orang Badui ini – yang diilhami oleh sabda Nabi saw – telah mendirikan Imperium terbesar yang belum pernah disaksikan dunia sampai masa itu. Di manapun tentara ini melakukan penaklukan selalu disusul dengan berbondong-bondongnya orang memeluk agama baru ini”. (Hal 6)
Bagi kaum Muslimin tentu saja Nabi Muhammad SAW merupakan manusia terbesar sepanjang sejarah. Bila merujuk kepada sumber-sumber Islam sendiri. "Paling tidak ada lima alasan yang membuktikan hal itu," sebutnya.
Pertama: Tidak ada orang di dunia ini yang paling sering disebut namanya kecuali Nabi Muhammad SAW, baik disebut dalam shalat maupun di luar shalat.
Pada Tahiyat Awal nama beliau disebut 3 kali dan pada Tahiyat Akhir disebut 5 kali. Shalat fardlu yang ada Tahiyat Awalnya ada 4, yakni Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Maka 4x3 kali = 12 kali.
Sementara pada shalat fardlu yang lima semuanya ada tahiyat akhir, maka 5x5 kali = 25 kali. Jadi seorang Muslim yang taat shalatnya paling tidak sehari semalam menyebut nama Muhammad SAW sebanyak 37 kali.
Seandainya kaum Muslimin di dunia yang dewasa ini jumlahnya sekitar 1,8 miliar ada 1 miliar saja yang taat melaksanakan shalat lima waktu, maka ada 37 miliar kali nama Nabi Muhammad SAW disebut dalam sehari semalam.
"Padahal kita tahu alangkah banyaknya orang Islam yang melaksanakan shalat lebih dari 17 rakaat, karena merekapun secara rutin selalu mengamalkan shalat-shalat sunah," ujarnya.
Belum lagi nama beliau selalu disebut di luar shalat ketika kaum Muslimin mengumandangkan shalawat dalam berbagai nama dan versi.
Dan hal tersebut berlangsung terus menerus hingga hari kiamat. Tidak putus-putusnya nama beliau disebut setiap saat, karena sebagaimana kita tahu waktu shalat itu bersinambung dan berkelanjutan dari Timur ke Barat seiring dengan perjalanan waktu.
Kedua: Tidak ada orang di dunia ini yang sudah dikenal namanya sebelum orangnya lahir, kecuali Muhammad SAW.
"Kita dikenal dan diberi nama setelah kita lahir. Dalam tradisi Islam ketika dilaksanakan aqiqah. Sebelum kita lahir tidak ada orang yang menyebut-nyebut nama kita," ujarnya.
Lain dengan Nabi Muhammad SAW, namanya sudah disebut pada kitab-kitab terdahulu, kelahirannya sudah dinubuwatkan oleh Rasul-Rasul sebelum beliau.
Sebagaimana dinyatakan dalam surat Ash Shaf surat ke 61 ayat 6 sebagai berikut :
وَاِذْقَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِيْ اِسْرَاءِيْلَ إنِّيْ رَسُولْ الُلهِ إلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَينَ يَدَيْ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِرًا بِرَسُوُل يَأتِيْ مِنْ بَعْدِيْ اسْمُهُ اَحْمَدفَلَمَّا جَاءَهُم بِا لْبَيِّنَاتِ قَالُوْا هَاذَى سِحْرٌ مُبِيْن
Dan ingatlah ketika Isa putera Maryam berkata : Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad)” Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata ”ini adalah sihir yang nyata “
Ketiga: Tidak ada orang di dunia ini yang boleh dijadikan teladan dalam semua aspek kehidupan setiap Muslim kecuali Nabi Muhammad saw. Sebagai Rasul pembawa risalah dan syari’at Islam Nabi Muhammad saw sepanjang hayat beliau merupakan teladan yang amat sempurna bagi kaum Muslimin. Sejak masa mudanya beliau sudah menyandang predikat Al Amin, orang yang jujur. Dengan membawa misi Rahmatan lil Alamin, pembawa rahmat bagi semesta alam. Sosok Muhammad saw seyogyanya menjadi idola bagi setiap insan Muslim. Totalitas kepribadian beliau adalah teladan semata. Beliau sendiri menyatakan dalam sebuah hadits yang amat terkenal :
”BU’ITSTU LI UTAMMIMA MAKAARIMAL AKHLAAK , aku diutus (Tuhan) untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Allah swt berfirman dalam surat Al Ahzab (33):21 sebagai berikut:
” Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagi orang yang mengharap Allah dan hari Kiamat, serta yang banyak berdzikir kepada Allah
Keempat: Tidak ada orang di dunia ini yang boleh disebut namanya setelah menyebut nama Allah dalam kaitan dengan aqidah kecuali Muhammad saw.
Yakni dalam dua kalimat syahadat.
اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ الله وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.
“ Aku bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad utusan Allah”.
Membaca dua kalimat syahadat adalah rukun pertama dari lima rukun Islam. Orang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut, dia telah menjadi seorang anggota komunitas Muslim dunia dengan segala hak dan kewajibannya.
Dalam hadits shahih Bukhari Muslim Beliau bersabda :
بُنِيَ الْإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ؛ شَهَادَةِ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاّ الله وَاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُلُالله, وَاِقَامِ الصَّلاَةِ, وَاِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَصَوْمِ رَمَضَان وَ حَجَِ الْبَيْتِ.
“ Islam didirikan di atas lima sendi, pertama mengakui bahwa tak ada Tuhan melainkan Allah dan bahwa Muhammad Rasulullah, kedua mendirikan shalat, ketiga mengeluarkan zakat, keempat menegerjakan puasa Ramadhan dan kelima melaksanakan haji ke Baitullah”
Adalah sangat tidak dibenarkan dan sangat melanggar aqidah Islamiyah apabila ada penyebutan atau ada keyakinan lain dengan tambahan embel-embel nama lain setelah nama Muhammad.
Kelima: Tidak ada perintah Allah swt kepada Umat Mu’min yang sebelum Allah perintahkan sudah Allah kerjakan kecuali perintah untuk bersalawat kepada Nabi Muhammad saw, bahkan perintah tersebut juga telah dilaksanakan oleh para Malaikat.
Firman Allah swt dalam surat Al Ahzab, surat ke 33 ayat 56 menegaskan :
ان الله وملاءكته يصلون على النبي يايها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
” Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikatnya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.
Tidak ada satu perintahpun kepada orang-orang beriman -selain perintah bershalawat ini- yang telah Allah kerjakan sebelumnya. Apakah itu perintah shalat puasa zakat haji atau yang lainnya.
“ Ayat dan perintah Allah ini sungguh unik. Tidak ada satu perintahpun yang diperintahkan Allah – yang sebelum memerintahkannya – Yang Maha Kuasa itu menyampaikan bahwa Dia pun melakukan, bahkan telah melakukan apa yang diperintahkanNya itu – tidak ada satu yang demikian – kecuali shalawat kepada Nabi Muhammad saw” . (Tafsir Al Misbah Volume 11, M Quraiys Sihab, 2002 hal 314)
“ Bersalawat artinya kalau dari Allah berarti memberi rahmat, dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang Mu’min berarti berdo’a supaya diberi rahmat, seperti dengan perkataan ALLOHUMMA SHALLI ’ALAA MUHAMMAD”. (Al Qur’an Dan Terjemahnya, Kementerian Agama hal 678)
Wallohu ’alam bish showab.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta