get app
inews
Aa Text
Read Next : Alternativa Film Project inDrive Luncurkan Penghargaan dan Festival Film 2024 di Yogyakarta

Terinspirasi Lengger, Ahmad Tohari dan Garin Nugroho Lahirkan Karya Fenomenal

Senin, 27 Juni 2022 | 22:13 WIB
header img
Tarian Lengger Banyumasan (Foto: Dok Jagad Lengger Festival).

BANYUMAS, iNews.id - Novel "Ronggeng Dukuh Paruk" dan film "Kucumbu Tubuh Indahku" merupakan dua dari sekian banyak karya yang terilhami dari kesenian Lengger Banyumas. Kedua karya fenomenal tersebut tercipta dari perjalanan dan pengalaman intim dari dua maestro ternama, Ahmad Tohari dan Garin Nugroho.

Dalam Jagad Lengger Festival (JLF) 2022, Minggu (26/6/2022) kemarin, dua sosok tersebut hadir sebagai pembicara seminar bertajuk "Lengger dari Budaya Tutur, Teks, ke Layar". Puluhan peserta pun tampak memenuhi kursi-kursi di ruang seminar untuk mendengarkan sekaligus berdiskusi langsung dengan sang kreator. Selama kurang lebih satu jam, seminar tersebut membahas tentang sudut pandang terhadap lengger dalam sastra dan film sebagai sumber kreatif.

Seminar dimulai dengan sebuah penampilan dari Sanggar Sekar Santi. Kelompok tari asal Banjarnegara ini tampil membawakan tarian berupa alih wahana dari novel "Ronggeng Dukuh Paruk" dengan judul "Dadi Ronggeng". 

Pada sesi pertama, sastrawan sekaligus budayawan asli Banyumas Ahmad Tohari menceritakan bagaimana pengalaman serta proses kreatif dalam melahirkan karya epiknya, Ronggeng Dukuh Paruk. Ia juga berharap agar kebudayaan Banyumas, khususnya lengger tetap lestari.

"Jangan sampai tradisi Lengger Banyumas itu tergerus, karena setiap masyarakat sepantasnya punya jati diri. Salah satu jati dirinya orang Banyumas, saya kira lengger itu," tegas sang penulis Bekisar Merah.

Pria kelahiran Jatilawang tersebut mengaku, alasan dibalik pemilihan kata Ronggeng sebagai judul novelnya karena kata tersebut dirasa lebih nasional kendati sebenarnya kata itu merujuk pada kesenian Lengger Banyumas. Ia juga mengaku pengalamannya berkenalan dengan kesenian lengger dimulai ketika dirinya menginjak usia remaja.

"Buka Kelambu itu dulu ada di daerah Jatilawang. Jadi seorang Ronggeng di sana kejam sekali, harus dilelang kegadisannya. Itu tradisi yang luar biasa tidak manusiawi, tapi memang pernah terjadi," ungkapnya.

"Ronggeng Dukuh Paruk itu nyatanya pernah memperkenalkan Banyumas ke seluruh Nusantara dan seluruh dunia, karena novel ini sudah diterbitkan ke dalam bahasa asing," tambahnya.

Di sisi lain, sutradara kenamaan Garin Nugroho turut menceritakan pengalamannya saat mengenal Lengger Banyumas yang kemudian menjadi sumber inspirasinya. Baginya, jejak kesenian lengger identik dengan unsur mistik, horor, dan sensualitas.

"Tapi, lengger juga berhubungan dengan sastra, film, dan tari yang tumbuh pesat pada puncak-puncak tertentu, khususnya artistik. Seperti misalnya, Ronggeng Dukuh Paruk dari segi sastranya, film Kucumbu Tubuh Indahku, dan ada juga Rianto yang berkesenian tari," jelasnya.

Garin juga menceritakan, pertemuannya dengan para sosok penari lengger melahirkan inspirasi dalam menciptakan sebuah karya. Dari situ kemudian, tokoh-tokoh dalam filmnya hidup sebagai tokoh representatif atas realitas yang dialami para penari lengger.

"Misalnya bertemu dengan Rianto atau penari lengger lainnya, ternyata waktu kecil sering ditinggal-tinggal ya, karena ekonomi dan sebagainya hidup sendiri, makan sendiri, ngambil dari daun pepaya ataupun ubi, dan sebagainya," ungkapnya.

 

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut