Dia mengatakan jika sangat penting untuk menjaga tanaman ini dari kepunahan akibat banyaknya perburuan liar untuk diperjualbelikan, karena tanaman tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun dia mengingatkan jika Kantong Semar hanya ada di hutan Gunung Slamet, dan jenis ini tidak ditemukan di Gunung dan hutan lain yang ada di Indonesia.
"Yang perlu kita sadarkan betul kepada masyarakat adalah ketika kantong semar ini dibawa keluar dari habitatnya di Gunung Slamet, kemungkinan tumbuh sangat kecil. Makanya kita mengharapkan kepada seluruh masyarakat khususnya warga lereng Gunung Slamet ini tidak mengambil Kantong Semar dari habitatnya, walupun memang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi," katanya.
Upaya penyelamatan tanaman langka yang jumlahnya semakin menipis ini terus dilakukan oleh pegiat konservasi dari Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) di Kota Purwokerto dan beberapa elemen. (Foto : Aryo Rizqi/iNews.id).
Tanaman karnivora ini disebut Rizqi sangat unik, maka banyak diburu oleh masyarakat dan pecinta tanaman hias, karena tanaman Kantong Semar memiliki enzim yang berfungsi untuk membunuh serangga yang masuk ke kantongnya tersebut sebagai salah satu bentuk mempertahankan diri dan sebagai asupan nutrisi bagi pertumbuhannya.
"Kantong semar ini sebenarnya adalah tanaman yang cukup unik, dia tanaman ini dia memiliki kantong dimana didalam katongnya ini memiliki enzim yang memiliki fungsi untuk membunuh serangga yang masuk kedalam kantongnya," katanya.
Dia berharap dengan memperbanyak Kantong Semar dan melakukan menanam kembali ke habitatnya bisa mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, khususnya masyarakat sekitar lereng Selatan Gunung Slamet dan pemerintah.
"Harapannya kedepan, baik seluruh Mapala, masyarakat dan pemerintah mampu bekerjasama untuk melestarikan kantong semar hingga status langka Kantong Semar asli Gunung Slamet ini dicabut," ungkapnya.
Editor : Arbi Anugrah