Suatu hari, ia lupa akan isyarat Nabi Musa, kemudian mengatakan, "dan tidaklah aku lupa ini kecuali setan yang mengarahkan aku untuk melupakan jalan-jalan kebaikan yang telah diisyaratkan itu."
Selain itu, Alquran juga mengajarkan cara agar seseorang memiliki ingatan kuat dan terhindar dari sifat lupa. Sehingga, seseorang tidak mudah lupa tentang materi yang dipelajari.
Ayat tersebut adalah QS Al-Kahf ayat 24:
اِلَّاۤ اَنۡ يَّشَآءَ اللّٰهُ ۚ وَاذۡكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيۡتَ وَقُلۡ عَسٰٓى اَنۡ يَّهۡدِيَنِ رَبِّىۡ لِاَقۡرَبَ مِنۡ هٰذَا رَشَدًا
Illaaa any yashaaa'al laah; wazkur Rabbaka izaa nasiita wa qul 'asaaa any yahdiyani Rabbii li aqraba min haazaa rashadaa"Kecuali (dengan mengatakan), "Insya Allah." Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini."
Ayat tersebut mempunyai beragam tafsir. Ada yang berpandangan bahwa ayat ini memerintah kita untuk mengingat Allah dengan mengatakan InsyaAllah saat kita berjanji melakukan sesuatu kepada pihak lain.
Ada juga yang menafsirkan ayat ini memberikan anjuran untuk mengingat Allah saat pernah berjanji, walaupun sempat terlupa agak lama. Namun, ayat tersebut juga memberikan makna umum untuk manusia hingga bisa diartikan juga untuk mengingat Allah saat lupa. Berdzikir kepada Allah dengan mengucap kalimat Thoyyibah karena berdzikir artinya mengingat Allah
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta