"Lumba-lumba hidung botol adalah salah satu spesies lumba-lumba yang paling dicintai dan dipelajari dengan baik," kata Astrid Fuchs, manajer kebijakan di Konservasi Paus dan Lumba-lumba (WDC).
“Pembunuhan 100 ekor lumba-lumba ini merupakan sinyal politik untuk menunjukkan kepada dunia bahwa para pemburu lumba-lumba di Kepulauan Faroe tidak peduli dengan pendapat rakyatnya sendiri atau masyarakat internasional," ujarnya.
"Kami sangat berharap Inggris dan Uni Eropa akan menanggapi posisi ini dengan tekanan diplomatik dan ekonomi yang diperlukan," imbuhnya seperti dikutip dari Daily Star, Minggu (31/7/2022).
Sebuah petisi baru-baru ini berhasil mengumpulkan 1,3 juta tanda tangan dari seluruh dunia yang menyerukan agar perburuan lumba-lumba segera dihentikan.
WDC mengklaim bahwa jajak pendapat di antara orang Faroe sendiri menunjukkan mayoritas penduduk merasa perburuan harus diakhiri. Ini karena daging lumba-lumba hidung botol tidak banyak diminati, dan spesies ini tidak termasuk dalam penggilingan paus pilot tradisional - di mana spesies yang terakhir juga disembelih di sepanjang teluk pulau.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta