Ponsel Jadul yang Jadi Incaran, Kebanyakan Era Tahun 2000-an

Baca Juga

26 Cara Menghasilkan Uang Auto Jadi Sultan Cukup dari HP tanpa Modal

3. LG Chocolate

Mengikuti Sony Ericsson W800i, LG memperkenalkan MP3 player-ponsel hybridnya sendiri yang disebut LG Chocolate pada 2006. Seperti Razr, perangkat hadir dalam beberapa warna yakni Dark Chocolate, Mint Chocolate, White Chocolate, Strawberry Chocolate, dan Cherry Chocolate. 

Saat ditutup, ponsel ini menyerupai music player dengan layar dan panel kontrol melingkar, tapi layarnya digeser ke atas untuk menampilkan tombol bernomor.

Baca Juga

Maling Spesialis Ponsel di 40 Toko Gemetar Saat Dicokok Polisi

4. Sony Ericsson W800i

Meskipun Sony Ericsson W800i diperkenalkan pada 2005, bukanlah ponsel paling populer dalam dekade ini. Namun, ini adalah ponsel pertama yang menganggap ponsel sebagai perangkat untuk memutar musik. 

Untuk ponsel Sony bermitra dengan Walkman, pemutar media portabel jadul di ponsel yang memiliki memori eksternal 2 GB dan daya tahan baterai hingga 30 jam guna memutar musik.

5. BlackBerry Pearl

Pada 2000-an, BlackBerry membuat lompatan dari telepon untuk pebisnis ke telepon untuk masyarakat umum, sebagian besar karena peluncuran BlackBerry Pearl pada 2006. Ini memiliki profil yang lebih ramping daripada saudara-saudaranya, ditambah keyboard QWERTY yang dimodifikasi di mana beberapa huruf yang berdekatan berbagi tombol. 

Pearl juga merupakan perangkat BlackBerry pertama yang memiliki kemampuan kamera dan pemutar musik. Hal yang paling revolusioner tentang desain Pearl, bagaimanapun, adalah pengenalan trackball, yang menjadi batu ujian dari merek BlackBerry.

6. iPhone

Tanpa diragukan lagi, ponsel paling revolusioner di awal 2000-an, Apple iPhone. Dari perspektif desain visual, iPhone mempunyai bentuk persegi panjang minimalis, menampilkan bodi logam dan kaca yang ramping, tombol tunggal, dan profil yang sangat tipis.

“Kami akan menggunakan perangkat penunjuk terbaik di dunia,” kata Steve Jobs dalam keynote 2007 yang memperkenalkan iPhone ke dunia.

Editor : Arbi Anugrah