get app
inews
Aa Read Next : Mayoritas Dapat UKT Rendah, 2.375 Calon Mahasiwa Baru Unsoed Registrasi Online Jalur SNBP

Kisah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Saat Agresi Militer Belanda di Banyumas

Kamis, 11 Agustus 2022 | 10:34 WIB
header img
Ilustrasi Alun-alun Banyumas. (Foto iNewsPurwokerto.id/Arbi Anugrah)

Belanda telah melanggar Perjanjian Linggarjati yang ditandatangani Belanda dan RI pada 5 November 1946, yang berisi pengakuan secara de facto atas RI untuk Jawa dan Sumatera. 

Belanda mengerahkan kekuatan militernya dari Bandung ke Cirebon yang dipimpin oleh Kolonel Jantje Maiyer, untuk merobek daerah Banyumas untuk kemudian mencapai Ibu Kota RI di Yogyakarta. 

Setelah beberapa kota berhasil dikuasai Belanda, termasuk pelabuhan Tegal. Belanda terus melaju ke daerah Bumiayu yang merupakan pintu masuk menuju Banyumas. Di Kota Bumiayu, pasukan Batalyon Brotosiswojo dan pasukan bersenjata lainnya membuat halang rintang untuk menghambat laju tentara Belanda menuju Kota Purwokerto.

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan di wilayah Jateng bagian barat khususnya Banyumas, berlangsung sengit. Ada sembilan buah jembatan menuju daerah Banyumas dan Kota Purwokerto diledakkan serta di hancurkan. 

Setelah peledakan, pasukan Belanda menyadap hubungan telepon pasukan tentara Indonesia, sehingga pasukan Belanda dapat mengetahui konsentrasi pasukan Indonesia di wilayah tersebut.

Perlawanan pasukan RI di Bumiayu yang dipimpin oleh Mayor Brotosiswoyo dengan kekuatan empat kompi, dan sulitnya perjalanan masuk ke Purwokerto akibat rintangan dan hancurnya jembatan-jembatan, maka pasukan Belanda mundur ke arah Margasari, Banjaran, Balapulang dan bergabung dengan pasukan Belanda Tegal.  

Mereka meneruskan perjalanannya ke Kalibakung wilayah Bumijawa, terus ke timur ke Belik yang dipertahankan oleh pasukan ALRI. Pasukan Belanda terus maju, yang tujuannya menerobos masuk daerah Bobotsari dan memutari Gunung Slamet.

Sesudah melalui pertempuran sengit, Bobotsari akhinya dikuasai Belanda pada Rabu 30 Juli 1947 sekitar pukul 16.30 WIB. Mengetahui pertahanan di Bobotsari telah dikuasai Belanda, Panglima Divisi II Gatot Soebroto memerintahkan untuk membumi hanguskan gedung-gedung dan bangunan-bangunan penting di Kota Purwokerto seperti Stasiun Timur dan pabrik gula serta instalasi-instalasi militer agar tidak digunakan tentara Belanda.

Editor : Elde Joyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut