get app
inews
Aa Text
Read Next : Jelang Hari Pramuka ke-62, SD Negeri 1 Kedunggede Mengadakan Kegiatan Sosial

Kisah Bapak Pramuka Indonesia yang Keliling Dunia untuk Diplomasi

Minggu, 14 Agustus 2022 | 10:33 WIB
header img
Sri Sultan Hamengkubuwono IX

DI Hari Pramuka yang jatuh pada 14 Agustus, tidak bisa dilepaskan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Sejarah mencatat Sri Sultan Hamengku Buwono IX tidak hanya sebagai Raja Keraton Yogyakarta. Tetapi Sri Sultan HB IX juga merupakan Bapak Pramuka Indonesia

Sri Sultan Hamengku Buwono IX ditetapkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Khusus mengenai kepanduan ini, dia menyandang medali Bronze Wolf dari organisasi resmi World Scout Committee (WSC) sebagai pengakuan atas sumbangsih seorang individu kepada kepanduan dunia.

Selain sebagai Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga memiliki tugas berat di ujung berakhirnya kekuasaan Orde Lama.

Waktu itu, ketika Soeharto mengambil alih kendali pemerintahan, kepercayaan negara-negara dunia kepada Indonesia sedang berada di titik terendah. Inilah saatnya Sri Sultan Hamengku Buwono IX berkeliling dunia.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX berkeliling karena satupun pemimpin dunia yang mengenal Soeharto. Indonesia sebagai negara juga sedang dijauhi karena sikap anti-asing yang sangat kuat di era akhir Order Lama. 

Di saat seperti ini, Sri Sultan Hamengku Buwono IX pun menyingsingkan lengan bajunya, keliling dunia untuk meyakinkan para pemimpin negara-negara tetangga bahwa Indonesia masih ada, dan Raja Keraton Yogyakarta itu tetap bagian dari negara itu. Dengan demikian kepercayaan internasional pelan-pelan dapat dipulihkan kembali.

Seiring perjalanan Republik Indonesia sebagai negara, Sri Sultan Hamengku Buwono IX telah mengabdikan diri dalam berbagai posisi. Selain menjadi pejuang pejuang kemerdekaan, Sri Sultan Hamengku Buwono IX tercatat sebagai Menteri Negara dari era Kabinet Syahrir (2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947) hingga Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 s/d 4 Agustus 1949).

Di masa kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 s/d 20 Desember 1949) hingga masa RIS (20 Desember 1949 s.d. 6 September 1950) beliau menjabat Menteri Pertahanan. Dan menjadi Wakil Perdana Menteri di era Kabinet Natsir (6 September 1950 s.d. 27 April 1951). 

Dia masih terus menjabat berbagai jabatan di tiap periode hingga pada tahun 1973 menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia yang kedua. Jabatan tersebut diemban sampai pada tanggal 23 Maret 1978, ketika beliau menyatakan mengundurkan diri.

Tepat tanggal 2 Oktober 1988 malam, ketika beliau berkunjung ke Amerika, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menghembuskan nafas terakhirnya di George Washington University Medical Center. 

Dia kemudian dimakamkan di Kompleks Pemakaman Raja-raja di Imogiri, diiringi oleh lautan massa yang ikut berduka. Pada saat itu, pohon beringin Kyai Wijayandaru di Alun-alun Utara, mendadak roboh, seakan pertanda duka yang mendalam.

Berdasar SK Presiden Repulik Indonesia Nomor 053/TK/Tahun 1990, pada tanggal 30 Juli 1990, atas jasa-jasa beliau kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

 

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut