JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Bendera Merah Putih menjadi simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bendera Merah Putih sendiri memiliki sejarah panjang dan sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Ditetapkan melalui Undang-Undang Dasar 1945, penetapan warna pada Bendera Merah Putih juga memiliki makna tersendiri. Warna merah yang berarti berani dan putih yang berarti suci, menjadi arti filosofis yang mendalam bagi bangsa Indonesia.
Fakta Sejarah Bendera Merah Putih
Enam helikopter akan mengibarkan bendera Merah Putih berukuran 20x30 meter
1. Pemilihan warna Merah Putih Terinspirasi dari Bendera Kerajaan Majapahit
Dilansir dari laman resmi Direktorat Perlindungan Kebudayaan, penggunaan warna merah putih terinsipirasi dari warna bendera Kerajaan Majapahit yang terdiri atas sembilan garis merah putih yang melambangkan kebesaran. Meski demikian, Kerajaan Majapahit ternyata bukan satu-satunya kerajaan di Nusantara ini yang menggunakan warna merah putih.
Di Nusantara terdapat Kerajaan Kediri yang juga menggunakan warna merah putih sebagai lambang pemerintahan. Selain itu, Pangeran Diponegoro pernah menggunakan bendera warna merah putih dalam peristiwa Perang Jawa ketika melawan Belanda.
2. Bendera Pusaka Pertama Dijahit oleh Fatmawati
Fatmawati dikenal atas jasanya dalam pembuatan bendera merah putih. Istri Presiden Soekarno ini juga sangat terkenal di masyarakat Indonesia.
Ibu negara Indonesia pertama ini menjahit Sang Saka Merah Putih dengan mesin jahit tangan. Saat itu, dirinya tidak diizinkan menggunakan mesin jahit kaki karena keadaannya yang sedang hamil besar.
3. Proses Penjahitan Penuh Air Mata
Ibu Fatmawati mengiringi proses penjahitan Sang Saka Merah Putih dengan air mata. Namun, bukanlah air mata kesedihan, melainkan air mata haru. Dilansir dari Okezone, Sukmawati, putri keempat Soekarno, bercerita mengenai proses pembuatan bendera merah putih oleh ibunya.
Saat itu, Fatmawati merasa gembira karena Indonesia terbebas dari penjajah. Hal itu membuat dirinya begitu bersemangat dalam menjahit bendera merah putih sehingga tak mampu menahan air matanya karena terharu.
Editor : Arbi Anugrah