BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - Cowongan merupakan seni tradisional yang dilakukan oleh para leluhur saat terjadi kemarau panjang di Kabupaten Banyumas. Upacara Cowongan dilakukan untuk memanggil bidadari yang bertujuan membantu menurunkan air hujan dari langit.
Menurut Titut Edi Purwanto selaku petani dan pelaku seni tradisional Desa Pangepatan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, menjelaskan bahwa ritual Cowongan terjadi saat musim kemarau dan dilakukan secara turun temurun. Sedangkan yang terlibat dalam Upacara tersebut adalah hampir semua para petani. Pada tahun 1980an, ritual Cowongan sudah hampir punah.
"Pelaku yang terlibat dalam upacara Cowongan adalah hampir semuanya dari para petani di desa. Ritual tersebut dilakukan sebagai bentuk perlakuan petani di wilayah yang sawah atau tanahnya sulit dialiri air ketika kemarau berlangsung," jelasnya.
Dilansir dari sebuah video di instagram @ir_achmadhusein selaku Bupati Banyumas pada Senin (29/08/2022), Cowongan dan pertanian berkaitan erat, karena saat musim kemarau para petani membutuhkan air hujan. Sedangkan Cowongan dianggap sebagai media turunnya bidadari bersemayam di dalam boneka Cowongan yang terbuat dari tempurung kelapa untuk dapat memanggil hujan. Keduanya berkaitan erat untuk menumbuhkan nilai antara petani, alam, dan Sang Pencipta.
Editor : Pepih Nurlelis