Mekanisme pelaksanaan lomba pada ronde teori, siswa bergelut dengan 15 soal yang terdiri atas soal essay pendek, soal essay medium dan soal essay panjang selama 5 jam. Sedangkan pada ronde analisa data, sebanyak 2 soal panjang harus diselesaikan dalam 3 jam.
Pada ronde observasi sendiri terdiri atas 17 soal Planetarium yang harus diselesaikan dalam waktu 45 menit, dan 11 soal pengamatan Matahari dalam waktu 2 jam. “Walaupun siswa-siswa unjuk gigi dengan seluruh kecerdasan yang dimilikinya dalam seluruh ronde-ronde tersebut, kebolehan para siswa dalam memberikan suguhan seni budaya negara juga ditantang dalam event IOAA,” kata Hakim L. Malasan.
Dalam sesi Cultural Day pada 20 November 2021, siswa-siswa tim Indonesia dengan uniknya menyuguhkan kombinasi tarian dan komedi berjudul “Welcome to Indonesia” yang disambut meriah oleh para peserta lainnya.
Hakim L. Malasan menyampaikan, “Menguasai dirgantara menjadi suatu keharusan dan itu dapat dicapai dari hal yang paling basic dulu yakni dengan meningkatkan literasi terhadap sains dan teknologi kedirgantaaraan. Terlepas dari ada olimpiade atau tidak, memperlajari sains adalah hal yang menyenangkan. Semoga astronomi tidak hanya disenangi sebatas olimpiade, tapi juga dapat menjadi bagian dari kehidupan,”.
Salah satu tim IOAA Indonesia, Muhammad Sultan Hafiz menyampaikan tantangan yang dihadapi selama menjalankan tes adalah waktu yang tidak lazim. “Dari jam 5 sore sampai malam hari karena adanya perbedaan waktu dari belahan negara lain,” ujarnya.
Hafiz bersyukur telah mendapatkan kesempatan untuk mengikuit IOAA meskipun hanya meraih medali perunggu. “Setelah mengikuti ajang ini, saya ingin tetap berkontribusi di bidang olimpiade astronomi seperti membuat soal, menjadi tutor dan lain sebagainya” ungkapnya saat diwawancara.
IOAA merupakan kompetisi sains tingkat internasional di bidang astronomi yang diselenggarakan setiap tahun. IOAA ke-15 akan dilaksanakan di Ukraina pada 12-21 Agustus 2022. “Semoga ajang ini dapat dimaknai sebagai upaya mencintai sains, mencintai integritas tinggi, untuk nantinya saling bersahabat dan bermanfaat bagi kehidupan,” pungkas Asep Sukmayadi.
Editor : Arbi Anugrah