Namun Beta meyakini dirinya untuk tidak kembali ke perusahaan lamanya. Dia memilih membuka usaha. Dan di kampung halamannya, dia bertemu laki-laki yang kini menjadi suaminya.
Seiring berjalannya waktu, dengan modal dari sisa uang yang dimilikinya, Beta membuka usaha laundry di garasi rumah.
"Laku tidak laku, saya coba dulu. Mau di tempat manapun rezeki bakal datang dengan sendirinya," ujarnya.
Saat awal memulai bisnis laundry masih sepi pengunjung. Dia mengaku, selama seminggu tak ada satu pun yang datang untuk mencuci baju. Meski sempat kecewa, namun kata menyerah tidak ada dalam kamusnya saat itu.
"Saya bersihkan, saya tunggu kok enggak ada yang datang, sempat down saya, memang ternyata enggak semudah itu buka usaha," ucap Beta.
Menunggu sejak pagi bersama asistennya, dia meyakini akan ada pelanggan pertama yang datang ke laundry miliknya.
"Pagi saya tungguin enggak ada yang datang, siang saya tungguin masih sama sampai sore mau saya tutup. Eh kok ada satu orang yang datang, saya kaget, sudah seperti malaikat orang itu," tuturnya.
Lambat laun pelanggannya bertambah. Penghasilannya pun perlahan meningkatkan. Selain semangat, tekad, kerja keras, dia menekankan kunci sukses usahanya adalah sedekah. Ini mengingat peran Tuhan bagi Beta tidak ternilai harganya.
"Naik dari Rp2,5 juta, Rp4 juta, Rp5 juta, hingga Rp10 juta. Saya pikir kalau saya pengen uang Rp50 juta, maka saya harus punya 5 outlet laundry," katanya.
Editor : Arbi Anugrah