get app
inews
Aa Text
Read Next : 6 Fakta Keindahan Gunung Semeru yang Tengah Erupsi

Ketika Semeru Meletus, Terkenang Soe Hok Gie dan Idhan Lubis yang Meninggal Dalam Pelukannya

Senin, 06 Desember 2021 | 19:58 WIB
header img
Plakat in memoriam Soe Hoe Gie dan Idhan Lubis saat masih di puncak Mahameru/ ist

JAKARTA, iNews.id - Letusan dahsyat Gunung Semeru mengakibatkan sejumlah korban jiwa. Berdasarkan data terbaru pada Senin (6/12/2021) dari Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, korban meninggal dunia 15 orang.

Selain itu posko juga melaporkan jumlah warga yang masih dinyatakan hilang sebanyak 27 orang. Namun demikian, pengecekan dan validasi data terus dilakukan untuk memastikan status korban tersebut. Hingga hari ketiga, posko tetap melakukan operasi pencarian dan pertolongan terhadap kemungkinan warga yang menjadi korban awan panas guguran Gunung Semeru.

Bicara tentang Gunung Semeru, tidak terlepas dari nama Soe Hok Gie, aktivis keturunan Tionghoa-yang bersuara lantang saat orde lama hingga orde baru. Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah ini meninggal di usia muda di puncak Gunung Semeru (3.676 mdpl), Jawa Timur.

Seperti diutarakan Herman Onesimus Lantang dalam Gie dan Surat-Surat yang Tersembunyi, saat itu, Gie dan Idhan Lubis mahasiswa Universitas Tarumanagara meninggal akibat menghirup gas beracun di kawah Jonggring Seloko di Puncak Gunung Semeru yang menyemburkan gas beracun.

Soe Hok Gie merupakan salah satu pendiri organisasi mahasiswa pecinta alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Uninya, di Mapala UI, Gie punya nomor anggota mirip James Bond dan juga nomor tahanan Pram: 007.

Sebagai pencinta alam, Gie rutin mendaki gunung di Indonesia seperti Gunung Gede, Gunung Salak dan gunung tertinggi di Jawa Tengah, yaitu Gunung Slamet. Sedangkan di Gunung Semeru, Gie menghirup gas beracun dan tutup usia jelang sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27.

Soe Hok Gie dalam catatan harian yang kemudian dibukukan memang bercita-cita menaklukkan puncak gunung tertinggi di pulau Jawa, Semeru atau Mahameru. Ketika cita-citanya itu tercapai, ia justru merenggang nyawa. Gie sendiri banyak dikenang sebagai aktivis yang mengkritis lewat tulisan serta gerakan. Karya-karya tulisan Gie banyak yang dibukukan dan masih menjadi panduan bagi aktivis saat ini.

Mahasiswa Universitas Taramunagara yang Hobi Mendaki

Mengutip Indonesian Green Ranger dan Idhat Lubis-IGR,  Idhan Lubis tumbuh dewasa di Jakarta sebagai anak kedua dari keluarga wiraswasta, adik dari Idhat Lubis (pendiri Indonesian Green Ranger), kakak dari Piet Bachtari Lubis dan Poeng Wiyata Indra Lubis, dan juga keponakan dari seorang jurnalis dan pengarang terkenal di Indonesia yaitu Mochtar Lubis.

Mendaki Puncak Gunung Semeru adalah obsesi yang dipicu oleh bacaan favorit masa kecil Idhan Lubis, yakni hikayat Mahabaratha.

Saat segalanya dimungkinkan, di pertengahan tahun 1968 Idhan bersahabat dengan Herman O Lantang seorang anggota Mapala Universitas Indonesia. Dengan Herman itulah Idhan diajak untuk mendaki gunung Semeru bersama-sama dengan anggota Mapala UI salah satunya Soe Hok Gie. Saat pendakian itu Idhan baru berusia 20 tahun dan masih menjadi mahasiswa di Universitas Tarumanagara.  

Pendakian yang direncanakan dengan landasan pemikiran emosional dan intelektual, merupakan capaian sakral tertinggi dan terakhir Idhan Lubis. 
 

 

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut