get app
inews
Aa Text
Read Next : Cegah Stunting, Ini yang Dilakukan Pemkab Kebumen di 18 Desa 

Mengintip Desa Unik yang Hanya Dihuni Perempuan Cantik Tapi Terasing dari Dunia Luar

Minggu, 13 November 2022 | 12:32 WIB
header img
Mengintip Desa Unik yang Hanya Dihuni Perempuan Cantik. Foto: nationalpost

Walaupun terdengar indah, namun para wanita muda di kota itu mulai memprotes karena rasa frustrasi mereka yang semakin besar demgan ketidakhadiran pria.

Kota ini sendiri memiliki peraturan tersendiri. Peraturannya adalah pria harus menjalani hidup mereka sesuai dengan aturan wanita.

Kurangnya kehadiran para lelaki paruh baya yang memenuhi syarat, telah menyebabkan banyak wanita muda lajang di desa itu mengajukan banding bagi pria yang tertarik. Meski demikian hanya mereka yang mau beradaptasi untuk hidup di dunia wanita.

Beberapa wanita Noiva de Cordeiro diketahui memang telah menikah dan memiliki keluarga. Meski demikian, para suami mereka dan setiap anak laki-laki berusia di atas 18 tahun dipaksa keluar dari desa dan bekerja jauh, mereka hanya diperbolehkan kembali ke rumah setiap akhir pekan.

Dengan adanya peraturan ini, secara otomatis kekuatan perempuan sangat berkuasa di komunitas pedesaan, dengan perempuan yang memiliki tanggung jawab atas setiap aspek kehidupan, mulai dari pertanian hingga perencanaan kota dan bahkan agama. Para penduduk kota kecil ini mengatakanjika kota mereka sangat jauh lebih baik.

Pendiri Kota kecil ini didirikan oleh Maria Senhorinha de Lima yang dikucilkan karena dia melarikan diri dari pernikahan paksa. Ia bahkan dicap sebagai pezina pada saat yang sama.

Dia diusir dari kota pada tahun 1891 setelah gereja Katolik mengucilkan dia dan lima generasi berikutnya dari keluarganya ketika dia dikurung dengan pelamar lain.

Merasa dijauhi oleh penduduk setempat, dia dan wanita lain lantas tinggal bersama. Mereka bahkan difitnah dan dicap sebagai wanita lepas dan pelacur, hal ini membuat mereka mengisolasi diri dari dunia luar.

Bahkan, wanita lain yang ditolak oleh masyarakat setempat ikut bergabung di kota itu. Pada 1940, Anisio Pereira, seorang pendeta evangelis, mengambil salah satu wanita, berusia 16 tahun, untuk menjadi istrinya dan mendirikan gereja di komunitas di kota ini.

Meski demikian, dia tetap memberlakukan aturan dengan melarang mereka minum alkohol, mendengarkan musik, memotong rambut atau menggunakan segala jenis kontrasepsi.

Anisio sendiri meninggal pada 1995, setelah itu para wanita di kota tersebut lantas memutuskan untuk tidak lagi membiarkan seorang pria mendikte bagaimana caranya mereka harus hidup.

 

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut