Jika tertangkap mereka akan dimasukkan ke kamp neraka dan diinterogasi layaknya tawanan perang sungguhan. Pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit tersebut demi mendapatkan informasi. Dalam kondisi seperti itu, sang tawanan harus tetap bertahan dan tidak boleh membocorkan informasi apa pun.
Di sinilah mental calon prajurit Kopassus diuji. Mereka harus siap menahan siksaan berat. Tiga hari lamanya para calon prajurit menjalani neraka kamp tahanan dengan berbagai gempuran fisik yang menguras daya tahan.
“Dalam Konvensi Jenewa, tawanan perang dilarang disiksa. Namun, para calon prajurit komando itu dilatih untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi. Sehingga bila suatu saat seorang prajurit komando diperlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar Konvensi Jenewa, mereka sudah siap menghadapinya,” kata Pramono Edhie, dalam buku 'Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan' terbitan 2014.
Para calon prajurit yang berhasil melewati hell week inilah yang nantinya berhak menyandang baret merah kebanggaan pasukan elite Tni Angkatan Darat ini.
Editor : Arbi Anugrah