get app
inews
Aa Read Next : Kopassus, Denjaka dan Kopasgat Jaga Kunjungan Jokowi di Ukraina, Ini Keistimewaan Pasukan Itu

Kisah Heroik Denjaka Dalam Operasi Pembebasan Sandera dari Perompak Somalia

Rabu, 08 Desember 2021 | 06:23 WIB
header img
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyambut kedatangan Satgas Merah Putih usai membebaskan Kapal MV Sinar Kudus dari perompak Somalia di Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 22 Mei 2011 lalu. (Foto: Antara)

Saat itu, Suhartono baru ditunjuk untuk kembali menjabat menjadi Komandan Denjaka (Dandenjaka) Korps Marinir TNI AL kedua kalinya untuk tahun 2011-2012.  Sebelumnya dia sudah menjabat Komandan pasukan berjuluk si hantu laut itu tahun 2005 sampai 2008.  

"Nah, setelah saya melaksanakan penugasan tour of area di jajaran TNI AL, saya kembali lagi. Pagi itu saya serah terima, malam terima berita pembajakan. Langsung malam itu juga saya kumpulkan para perwira saya untuk membuat perencanaan cepat," kata Suhartono di Podcast Podcast Puspen TNI Episode 7 di kanal YouTube resmi Puspen TNI pada 2020 lalu, dikutip iNews.id, Selasa  (7/12/2021). 

Keesokan harinya, dia bersama pasukannya dipanggil oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Soeparno bersama dengan Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Alfian Baharudin. 

Keduanya juga baru dipanggil oleh Panglima TNI saat itu, Laksamana Agus Suhartono dan Presiden SBY untuk segera mempersiapkan pasukan berangkat ke Somalia dalam rangka pembebasan MV Sinar Kudus. 

Presiden SBY saat itu perintahkan kepada Panglima TNI untuk segera menyiapkan satuan tugas dengan tiga tugas inti. Pertama, membebaskan sandera. "Bebaskan seluruh warga negara Indonesia yang ada di kapal itu. Keselamatan warga negara itu nomor satu," kata Suhartono menyebutkan perintah Presiden SBY saat itu.  

Kedua, merebut kembali MV Sinar Kudus. Kemudian, membawa kembali kapal tersebut ke perairan Indonesia ataupun melanjutkan perjalanan ke luar negeri sesuai dengan rencana pelayaran mereka. 

Ketiga, bila diperlukan aksi militer, laksanakan pendaratan ke pantai untuk menunjukkan bahwa RI punya kedaulatan. Harga diri RI tidak bisa diinjak-injak sehingga mau tidak mau TNI harus turun tangan. 

Setelah mendapat perintah tersebut, pasukan operasi khusus yang diberi nama sandi Operasi Merah Putih itu melakukan persiapan. Mengingat Somalia bukan tempat yang dekat, dibutuhkan waktu cukup lama hingga sekitar satu minggu untuk menyiapkan KRI. Kapal tersebut membawa semua perlengkapan yang dipersiapkan ke daerah operasi. 

"Sekaligus juga kami menyiapkan organisasi tugasnya serta menyiapkan pasukan untuk melatihkan taktik teknik yang kira-kira paling memungkinkan untuk bisa kita gunakan di sana," katanya. 

Mereka juga membutuhkan waktu mengumpulkan data intelijen untuk mengetahui posisi kapal tersebut. "Karena memang kapal ini begitu besar kalau dilihat secara, tapi begitu udah di tengah laut, kita belum tahu posisi kapal itu ada di mana, begitu luas laut itu, kalau teroris atau pembajak ini tahu kita mengirimkan pasukan ke sana, mungkin mereka tidak akan selamat ABK kita," katanya. 

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut